Semangat Ulama dalam Mencari Ilmu
Dalam mencari ilmu, harus ada semangat yang tinggi. Tanpa itu cita-cita menjadi ulama atau cendekiawan sulit dicapai.
Pengembaraan dalam mencari ilmu adalah hal yang sangat penting. Bertemu dengan banyak ulama bisa membuat sukses seseorang dalam mencari ilmu.
Ibnu Khaldun di dalam Mukaddimah-nya berkata, “Melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu dan bermulazamah dengan para Masyayikh akan mematangkan proses belajar seseorang. Manusia memiliki banyak cara dalam mendapatkan ilmu pengetahuan, akhlak, pandangan hidup dan sifat-sifat utama. Ada yang langsung tahu dengan sendirinya, ada yang melalui proses belajar, bertatap muka, mendengarkan cerita dan talaqqi secara langsung. Dari sekian strategi itu cara belajar melalui tatap muka dan talaqqi secara langsung merupakan cara yang paling efektif dan mengakar. Semakin banyak guru yang ditimbang ilmunya oleh seseorang, semakin banyak dan kokoh keilmuan yang ia dapatkan.
Bermulazamah dengan para pakar ilmu, apalagi dalam jumlah banyak, akan membantu para pencari ilmu dalam mengidentifikasi berbagai istilah yang dimaksud oleh para pakar pencetusnya. Dari situlah seseorang akan dapat menyimpulkan intisari ilmu dari istilah tersebut. Dia akan faham ternyata istilah itu adalah perspektif dan strategi dalam transfer maklumat, yang berfungsi menguatkan pondasi keilmuan dan mengasah keahliannya, meluruskan informasi ilmu yang ia terima dan memisahkannya dari hal-hal lain yang bukan termasuk bagiannya. Kemampuannya akan semakin tajam dengan bertemu langsung (mulazamah) dan talaqqi dengan guru, apalagi kalau guru itu banyak dan dari banyak cabang ilmu. Ini akan dicapai oleh orang yang Allah beri kemudahan menempuh jalan-jalan ilmu dan hidayah.
Maka rihlah (melakukan perjalanan jauh) merupakan keharusan dalam menuntut ilmu agar seseorang meraih banyak faedah dan mencapai puncak prestasi, yaitu dengan cara menemui para guru dan orang-orang hebat secara langsung dan Allah akan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki kepada jalan yang lurus (QS Al Baqarah 213).”
Di antara para ulama yang melakukan pengembaraan untuk bermulazamah adalah sebagai berikut:
Said bin Musayyib
Said bin Musayyib melakukan perjalanan berhari-hari hanya untuk mencari satu hadits. Sya’bi berkata, “Seandainya seseorang melakukan perjalanan dari Syam sampai ujung Yaman untuk belajar satu kalimat yang membawanya kepada hidayah dan menghindarkannya dari kebinasaan, sungguh perjalanannya itu tidak sia-sia.”
Jabir bin Abdullah
Jabir bin Abdullah melakukan perjalanan sebulan penuh dari Madinah ke Mesir (dalam riwayat lain ke Syam) bersama sepuluh orang sahabat, hanya untuk mendengar satu hadits yang sampai kepada mereka dari Abdullah bin Unais Al Anshari ra bahwa ia mendengarnya dari Rasulullah Saw.
Ibnu Al Mubarok
Ahmad bin Hambal dalam Baghdadi (1975) mengisahkan, “Di era Ibnu Al Mubarak tidak ada orang yang sungguh-sungguh mencari ilmu daripada dia. Ia pergi ke Yaman, ke Mesir, ke Syam, ke Basrah dan ke Kufah. Ia merupakan salah satu rawi-rawi ilmu dan ahlinya. Ia bermulazamah dan mencatat ilmu dari ulama-ulama besar dan kecil, seperti Abdur Rahman bin Mahdi dan Fazari. Ia telah mengumpulkan ilmu dalam jumlah besar.”