QUR'AN-HADITS

Solusi Qur’ani atas Krisis Jati Diri Manusia Modern

Di era modern yang ditandai dengan kemajuan teknologi, semakin majunya arus informasi, dan pergeseran nilai budaya, manusia menghadapi tantangan yang semakin kompleks.

balik kemajuan tersebut, muncul fenomena krisis jati diri sebuah kondisi di mana individu kehilangan arah hidup, kebingungan dalam menentukan nilai yang diyakini, dan mengalami kehampaan makna.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di kalangan dewasa, tetapi juga sangat nyata di tengah generasi muda yang semakin larut dalam budaya populer, tekanan media sosial, dan gaya hidup hedonistik.

Krisis jati diri tidak bisa dilepaskan dari hilangnya koneksi spiritual dalam kehidupan. Ketika kehidupan hanya dipandang dalam dimensi material dan duniawi, maka manusia kehilangan fondasi yang kokoh dalam menjalani hidup.

Hal ini mengakibatkan meningkatnya angka depresi, kegelisahan, pencarian identitas semu, dan berbagai bentuk pelarian seperti konsumsi hiburan berlebihan, pergaulan bebas, hingga penyimpangan perilaku. Sehingga dapat ditemukan jawaban dalam berbagai penafsiran seperti Surah Al-Isra [17] ayat 9 yang menggambarkan situasi manusia yang kehilangan arah serta menawarkan solusi melalui pendekatan spiritual, moral, dan sosial.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ

“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar.”

Ayat ini menyampaikan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk yang lurus dalam menjalankan kehidupan dunia. Terdapat berbagai macam larangan dan perintah yang manusia harus patuhi serta tinggalkan. Sehingga manusia diberikan hak untuk memilih dalam menjankan kehidupan, antara yang benar atau salah dalam memilih, kembali lagi kepada masing-masing manusia itu sendiri. Selain itu ayat ini menjelaskan bagaimana balasan bagi orang-orang yang melakukan kebaikan maka mereka akan mendapatkan pahala yang besar disisi Allah SWT.

Dalam kitab Tafsir Al-Qur’an Al-Azim, Abu al-Fida’ Ismail atau lebih terkenal dengan sebutan Ibnu Ktsir menjelaskan bahwa Allah menurunkan kitab yang mulai kepada Nabi Muhammad Saw yaitu, Al-Qur’an yang menjadi sumber petunjuk bagi orang-orang yang beriman serta memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang melakukan kebaikan karna-Nya. Selain itu Al-Qur’an mencakup berbagai hal dalam kehidupan seperti akidah yang benar, hukum yang adil, dan adab yang sempurna.

Fakhruddin ar-Razi, dalam Tafsir al-Kabir, menafsirkan bahwa Al-Qur’an menunjukkan jalan yang paling lurus karena mencakup tiga aspek utama: akidah yang benar, akhlak yang mulia, dan sistem hukum yang adil.

Ia menegaskan bahwa petunjuk Al-Qur’an tidak hanya bersifat spiritual, tapi juga rasional dan sosial, sehingga cocok bagi semua zaman. Al-Qur’an, menurutnya, membimbing manusia secara seimbang antara kebutuhan ruhani dan jasmani, serta antara kepentingan individu dan masyarakat. Oleh karena itu, tidak ada sistem buatan manusia yang dapat menandingi kesempurnaan petunjuk Al-Qur’an.

Dalam kitab Tafsir Al-Maraghi, Ahmad Mustafa al-Maraghi menafsirkan bahwa ayat ini mengandung penegasan tentang keistimewaan dan kesempurnaan petunjuk Al-Qur’an dibanding segala sistem dan panduan lain yang pernah ada dalam kehidupan manusia.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button