Abdul Somad, Gatot Nurmantyo, Dahlan Iskan dan Para Game Changer
Sekarang setelah UAS menyatakan dukungan, Denny menilai sudah tak ada gunanya. Tak ada pengaruhnya sama sekali. Too little, and too late. Kagak ngaruh dan terlampau kecil.
Tapi sudahlah, tak perlu dipikirkan omongan maupun tulisan Denny. Anggaplah dia seorang komentator yang berpihak, dan sudah kehilangan akal sehatnya.
Dahlan Iskan juga bukan figur sembarangan, terutama di Jawa Timur. Mantan Menteri BUMN era SBY dan pendiri jaringan media Jawa Pos ini bisa disebut sebagai penguasa sebenarnya di Jatim. Para Gubernur boleh berganti, namun semua harus tetap memperhitungkan pengaruh Dahlan.
Gatot Nurmantyo mantan Panglima TNI punya gerbong pendukung yang cukup besar. Dia sebelumnya bahkan digadang-gadang menjadi capres penantang Jokowi.
Sebagai mantan Pangdam Brawijaya Gatot juga punya jejaring yang sangat kuat di Jatim. Dia juga dikenal sangat dekat dengan ulama yang menjadi kunci untuk memenangkan suara di Jatim.
Bergabungnya Dahlan Iskan dan Gatot akan berpengaruh sangat besar terhadap konstelasi politik di Jatim. Provinsi dengan jumlah pemilih kedua terbesar ini merupakan salah satu kantong suara Jokowi di luar Jawa Tengah.
Kemenangan besar di Jateng dan keunggulan di Jatim memberi kontribusi besar kemenangan Jokowi pada Pilpres 2014.
Hadirnya Abdul Somad, Dahlan Iskan, Gatot Nurmantyo membuat kubu Prabowo berada di atas angin. Sebelumnya secara tak langsung Prabowo juga sudah mendapat isyarat dukungan dari Sri Sultan Hamengku Bawono X.
Belum lagi bila kita menyebut sejumlah nama yang hadir pada Pidato Kebangsaan. Ada mantan Wamenhan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, mantan Menko Polhukam Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edy Purdjianto, mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat, mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, pengamat militer Prof Salid Said, dan sejumlah nama populer lainnya.
Beberapa di antara mereka sebelumnya dikenal sebagai pendukung Jokowi, sekarang berpindah gerbong. Dahlan Iskan secara terbuka mengaku bersama relawannya menjadi pendukung Jokowi pada Pilpres 2014. Namun seiiring waktu pemerintahan Jokowi tidak seperti yang dia harapkan.