NUIM HIDAYAT

Agar Anak Menjadi Hebat

Dengan mengenal Allah, maka anak akan semakin rajin shalat dan berdoa. Keshalihan anak sejak kecil menjadi terwujud.

Mengenalkan anak dengan Nabi dan Rasul-Nya juga sangat penting. Dengan kenal nabinya, terutama Nabi Muhammad Saw, anak menjadi cinta kepada Nabi. Anak menjadi ingin mempunyai akhlak mulia seperti Nabi saw beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Anak yang saleh selain rajin shalat dan berdoa, biasanya juga rajin membantu orang tua. Anak-anak di sini diajarkan pentingnya berbakti atau membantu orang tua. Membantu dan mendoakan orang tua diajarkan kepada anak untuk dilakukan sejak dini hingga orang tua meninggal dunia. Bila orang tua meninggal, anak-anak harus sering mendokan, mengirimkan pahala bacaan Al-Qur’an, bersedekah atas nama orang tua dan lain-lain.

Kedua, anak cerdas. Agar anak menjadi cerdas, perlu diberikan pendidikan yang mengajak mereka berfikir. Ilmu bahasa, ilmu sains, ilmu matematika dan semacamnya akan menjadikan anak semakin cerdas. Soal-soal yang diberikan guru kepada anak dalam pelajaran kimia misalnya, akan membuat anak berpikir keras untuk memecahkannya. Begitu pula soal dalam fisika, matematika, bahasa dan lain-lain.

Yang terpenting anak diajak berpikir mandiri. Ini kadang tidak disadari orang tua. Mereka kadang menanyakan apa gunanya pelajaran sains dan matematika kepada anak? Yang penting kan soal kehidupan, bukan soal-soal sains seperti itu. Ini adalah pemikiran yang salah. Anak-anak yang terlatih akalnya menjawab soal sains dan matematika, maka nanti ia akan mudah memecahkan soal-soal kehidupan yang akan dihadapinya.

Pendidikan sains dan matematika membuat anak berpikir secara mandiri. Akal yang terus diasah, akan menjadikan akal itu tajam dan dapat ‘dengan mudah’ memecahkan segala hal kehidupan yang dihadapinya.

Anak-anak yang saleh dan cerdas akan memecahkan masalah hidupnya dengan perspektif Al-Qur’an atau Islam. Ia menjadi anak yang taat beribadah dan takut untuk membuat dosa besar. Zina -yang merupakan masalah anak muda- akan dijauhi sejauh-jauhnya. Bila sudah dewasa, ia akan segera menikah untuk menghindari zina.

Ketiga, anak kreatif. Kreativitas pada anak bisa diberikan dengan pelajaran menulis (mengarang), membuat karya dari benda, melukis, bermusik, berolahraga, berorgansisasi dan lain-lain.

Bila kecerdasan menuntut akal yang bergerak, maka dalam dunia kreatif menuntut tangan dan kaki juga bergerak. Istilahnya kecerdasan jangan hanya akal saja, tapi tangan, kaki, mata, telinga dan alat Indera yang lain ikut cerdas.

Dalam dunia yang ‘banyak persaingan ini’, anak-anak dituntut untuk kreatif. Dengan pelajaran ilmu kreatif ini, maka anak akan dapat menyelesaikan persoalan hidupnya di masa depan. Ia akan bisa membuat karya -tulisan, benda, desain dan lain-lain- yang berguna bagi masyarakatnya. Dalam arti lain, ia akan selalu punya akal menghadapi dunia yang serba canggih ini.

Gabungan dari saleh, cerdas dan kreatif ini akan menjadikan hidupnya selalu bermanfaat bagi umat. Ia akan selalu mencari cara untuk memecahkan persoalan kehidupan. Selain membawa manfaat, ia akan membawa perdamaian atau keselamatan bagi orang-orang di sekitarnya. Bacaan assalamualaikum warahmatullah tiap akhir shalat dengan menengok kanan dan kiri menunjukkan semangat yang menyala-nyala dalam hidupnya dalam membawa perdamaian (dan kemakmuran) di muka bumi ini.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button