NUIM HIDAYAT

Agar Bangsa Menjadi Hebat

Dari individu yang saleh akan terbentuk keluarga yang saleh. Dari keluarga yang saleh akan terbentuk masyarakat dan bangsa yang saleh. Dari bangsa yang saleh akan terbentuk dunia yang saleh. Bukankah hal itu yang kita inginkan bersama?

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. al Baqarah 257)

Bangsa kita pernah menjadi bangsa yang hebat ketika landasannya Al-Qur’an. Kerajaan Islam Samudra Pasai di Aceh saat itu adalah kerajaan yang besar yang dihormati kerajaan sekelilingnya. Kerajaan Islam Demak saat itu adalah kerajaan yang besar. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia saat itu saling bekerjasama. Makanya jangan heran ketika Portugis dan Belanda kafir ingin menguasai Indonesia, maka para pahlawan-pahlawan dari kerajaan itu berangkat dengan gagah berani ke medan perang. Meskipun kedua negara imperialis mengerahkan pasukan, senjata dan missionaris terbaiknya, mereka akhirnya kalah. Mereka berhasil mengkristenkan sedikit wilayah di tanah air, seperti di Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Penduduk Indonesia tetap mayoritas Islam, di atas 80 persen.

Al-Qur’an akan membentuk individu bangsa ini selain menjadi saleh, menjadi cerdas dan kreatif. Ayat-ayat Al-Qur’an banyak mendorong manusia untuk berfikir, merenung dan berzikir. Al-Qur’an menyatukan antara berpikir dan berzikir. Berpikir saja, tanpa berzikir bisa sesat, seperti kesesatan orang-orang kafir. Bangsa Belanda yang menjajah Indonesia itu bangsa yang berfikir, tetapi karena tanpa berzikir, akhirnya menjadi bangsa yang jahat. Bangsa yang egois, bangsa yang menuruti kemauannya sendiri dan mengabaikan orang lain. Bangsa yang merasa dirinya hebat, sedangkan bangsa lain hina. Waktu Belanda menjajah kesini mereka menghinakan orang-orang Islam Indonesia dengan sebutan inlander, ekstremis dan semacamnya.

Kreativitas dalam Islam memang berbeda dengan kreativitas kaum kafir. Kreativitas kaum kafir tidak ada batasannya. Maka mereka kreatif dalam minuman, maka minuman beralhokol diproduksi besar-besaran. Mereka kreatif dalam film, maka film-film pornografi dibuat gede-gedean. Mereka kreatif dalam seni, maka seni-seni porno dibuat dimana-mana. Mereka kreatif dalam membuat senjata, maka alat-alat persenjataan militer terus dibuat hingga mereka membuat nuklir yang akan menghancurkan diri mereka sendiri.

Kaum kafir itu lupa bahwa dalam diri manusia itu ada syetan dan malaikat yang membisiki (orang kafir tidak percaya yang ghaib). Maka orang-orang yang membuat nuklir itu mereka menuruti bisikan Iblis dan Setan. ‘Begitu juga mereka yang membuat persenjataan militer itu.’ Dalam dunia saat ini yang terhubung dengan internet, persenjataan militer yang canggih-canggih itu tidak ada gunanya. Bahkan kalau manusia mau berfikir jernih, persenjataan militer itu tidak lagi diperlukan. Manusia bisa menyelesaikan masalahnya dengan musyawarah. Dengan adu akal, bukan dengan adu ‘okol’ (otot).

Kreativitas dalam Islam dibuka selebar-lebarnya selama tidak menyalahi syariat Islam. Melukis bebas, selama tidak melukis pornografi. Membuat patung bebas, selama tidak membuat patung pornografi. Memang ada ulama yang sekarang mengharamkan patung, seperti disebutkan dalam hadits. Ulama ini menurut saya kurang tepat. Pelarangan Rasulullah terhadap lukisan dan patung saat itu, karena semua lukisan/patung saat itu untuk disembah manusia atau untuk melakukan kemusyrikan. Sedang patung-patung sekarang yang dibikin manusia adalah untuk seni belaka. Bagusnya memang dalam patung-patung itu diberikan ayat Al-Qur’an. Sehingga ketika orang melihat patung itu, justru ia akan ingat Allah, bukan menyekutukan Allah.

Kreativitas dalam musik juga dibebaskan, selama bukan musik yang mengarah ke pornografi. Begitu juga seni tari, seni gerak atau film. Selama tidak mengarah ke pornografi atau merangsang syahwat dibolehkan.

Jadi kreativitas dalam Islam justru diarahkan agar manusia tidak terjebak dalam hal-hal yang buruk. Hal-hal yang bisa merusak manusia itu sendiri. Perzinahan yang dianggap Barat halal, dalam Islam haram. Karena zina itu merusak rumah tangga, merusak pribadi, dan mendatangkan ‘penyakit-penyakit yang sampai kini tidak ada obatnya’. Seperti penyakit HIV/AIDS dan penyakit-penyakit kelamin lainnya.

Ayat tentang zina dalam Al-Qur’an, diapit dengan ayat tentang pembunuhan. Karena di tempat perzinahan (pelacuran) itu berkumpul para pembuat dosa besar yang lain. Di sana berkumpul para pembunuh, perampok, pemabuk, pencuri, pemerkosa dan lain-lain. Ahli hikmah menyatakan kejahatan itu berkelindan dengan kejahatan lainnya. Begitu juga kebaikan. Kebaikan berkelindan dengan kebaikan lainnya.

لَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button