Agar Hukum tak Menghamba Kekuasaan
Lihatlah bagaimana penguasa dan sistem yang tunduk pada syariat telah melahirkan keadilan dan ketentraman hidup bermasyarakat dan bernegara. Sejarah mencatat suatu ketika saat Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah, Umar didatangi seorang Yahudi yang terkena penggusuran oleh seorang Gubernur Mesir, Amr bin ‘Ash, yang bermaksud memperluas bangunan sebuah masjid. Meski mendapatkan ganti rugi yang pantas, sang Yahudi menolak penggusuran tersebut. Ia datang ke Madinah untuk mengadukan permasalahan tersebut pada Khalifah Umar.
Seusai mendengar ceritanya, Umar mengambil sebuah tulang unta dan menorehkan dua garis yang berpotongan: satu garis horizontal dan satu garis lainnya vertikal. Umar lalu menyerahkan tulang itu pada sang Yahudi dan memintanya untuk memberikannya pada Amr bin ‘Ash. “Bawalah tulang ini dan berikan kepada gubernurmu. Katakan bahwa aku yang mengirimnya untuknya.”
Meski tidak memahami maksud Umar, sang Yahudi menyampaikan tulang tersebut kepada Amr sesuai pesan Umar. Wajah Amr pucat pasi saat menerima kiriman yang tak diduganya itu. Saat itu pula, ia mengembalikan rumah Yahudi yang digusurnya.
Terheran-heran, sang Yahudi bertanya pada Amr bin ‘Ash yang terlihat begitu mudah mengembalikan rumahnya setelah menerima tulang yang dikirim oleh Umar. Amr menjawab, “Ini adalah peringatan dari Umar bin Khattab agar aku selalu berlaku lurus (adil) seperti garis vertikal pada tulang ini. Jika aku tidak bertindak lurus maka Umar akan memenggal leherku sebagaimana garis horizontal di tulang ini.”
Masyaallah, sungguh keadilan dan keberkahan hidup yang dirasakan oleh seluruh penduduk bumi apapun agama, ras, dan sukunya, akan tegak dengan tunduk dan takutnya seorang pemimpin kepada Allah dan dijalankannya hukum-hukum Allah. Hanya dengan itu hawa nafsu tak akan pernah menjadi penguasa, dan hukum tak akan pernah menghamba pada kekuasaan. []
drg. Nurus Sa’adah
Komunitas Revowriter