NASIONAL

Akan Gelar Munas Ketiga, Bakomubin Siap Cetak Satu Juta Mubaligh Bela Negara

Jakarta (SI Online) – Badan Koordinasi Mubaligh se-Indonesia (Bakomubin) akan menyelenggarakan musyawarah nasional (munas) ketiga pada 16-18 Desember 2022 mendatang di Wisma Persaudaraan Haji Indonesia (PHI) Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Ketua Dewan Syuro Bakomubin KH Anwar Sanusi mengatakan, kegiatan Munas tersebut akan dihadiri seluruh Pimpinan Daerah Bakomubin, para ulama tokoh, duta besar negara-negara Islam, serta pimpinan pusat kegiatan keislaman dari berbagai negara.

“Jadi Bakomubin mengadakan Munas program utamanya bukan sekadar memilih pimpinan, tapi apa yang bisa diperbuat untuk kepentingan umat dan bangsa sehingga kehadiran Bakomudin bisa dirasakan untuk bangsa Indonesia yang sedang membangun dan khususnya untuk umat Islam yang sedang terus berjuang untuk penegakkan keadilan dan kebanaran,” kata Kiai Anwar di Kantor DPP Bakomubin, Cempaka Putih, Jakarta Selatan, Selasa (7/12/2022).

Selain itu, pihaknya berharap dengan adanya Munas tersebut kehadiran Bakomubin bisa semakin memberikan sumbangsih kepada negara.

Tema-tema yang diangkat dalam Munas adalah tentang ekonomi, sosial, budaya, politik dan lain sebagainya sehingga kehadiran Bakomubin bisa dirasakan oleh umat, oleh bangsa dan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Juga tentang kesejahteraan umat, pendidikan, persatuan dan kesatuan juga kepemimpinan yang mempersatukan dan bisa dipatuhi sehingga umat tidak bercerai berai,” ujar Kiai Anwar.

Baca juga: Bakomubin akan Gelar Munas Ketiga, Kepentingan Umat dan Bangsa Jadi Prioritas

Program unggulan yang akan dicetuskan dalam Munas Bakomubin adalah mencetak satu juta mubaligh yang memiliki kemampuan bela negara. Rencananya, program ini akan bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan.

“Kita akan butuh kader bela negara sebab ancaman negara bisa datang setiap saat dan di mana saja, sekaligus kami juga ingin menciptakan mubaligh yang unggul, yang alim tapi intelek, sebab itu yang dibutuhkan oleh bangsa kita,” jelasnya.

Pimpinan Pondok Pesantren Lembah Arafah Bogor itu mengatakan, seorang mubaligh tetap harus kritis dalam rangka amar makruf nahi munkar.

“Namun mubaligh yang akan kita cetak memiliki kemampuan memilih kosa kata atau narasi yang tidak menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat,” tandasnya.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button