Akibat Blokade, Kelaparan dan Kekurangan Gizi Ancam Gaza

semua kebutuhan rumah tangga masyarakat seperti persediaan bahan makanan dan makanan kaleng telah habis. Dari situlah tanda-tanda kekurangan gizi mulai tampak, khususnya di kalangan anak-anak. Berat badan mereka mengalami penurunan antara 5 hingga 10 kilogram.
Sebagai dokter ortopedi yang banyak menangani korban serangan Israel, ia mengamati bahwa kekurangan gizi menyebabkan penyembuhan luka pasien menjadi sangat lambat atau bahkan gagal.
“Pasien-pasien ini membutuhkan nutrisi yang sehat dan makanan yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, dan gula. Dulu, luka-luka seperti itu dapat sembuh dalam waktu singkat, tetapi sekarang memerlukan waktu dua kali lipat atau lebih lama untuk pulih,”kata dr. Basel.
Ia juga menyampaikan banyak pasien kini mengalami kulit pucat (pallor), kelemahan umum (general weakness), dan anemia, yang menyebar hampir ke seluruh pasien. Sistem kekebalan tubuh yang lemah menyebabkan penyebaran infeksi dan epidemi makin sulit dicegah.
Kondisi yang Terus Memburuk juga Berdampak kepada Tenaga Medis
“Kami bahkan hampir tidak dapat menjalankan tugas kami secara menyeluruh akibat rasa lelah yang sudah akut,” katanya.
Ia mengaku telah kehilangan sekitar 30 kilogram berat badan, dan rekan-rekannya mengalami kondisi yang sama karena kurangnya makanan, terutama daging.
“Keputusasaan dan rasa tidak ada harapan mulai menguasai kehidupan profesional kami, yang berdampak negatif, khususnya pada pasien yang sedang terluka, dan masyarakat pada umumnya,” tutur dr. Base.
red: adhila