NASIONAL

Aksi Pasang Baliho PAS dan Acungkan Dua Jari Viral, Habibah: Saya Hanya Takut kepada Allah SWT

Semarang (SI Online) – Aksi istri salah satu dokter spesialis syaraf di Kota Semarang, Habibah yang mengacungkan dua jari kepada pengguna kendaraan bermotor di depan rumahnya di Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang mendadak viral.

Untuk diketahui, Habibah adalah istri dokter spesialis syaraf di Kota Semarang, Prof Amanullah.


Habibah protes terhadap satpol PP Kota Semarang yang merazia spanduk dukungan ke paslon Pilpres nomor urut 02 Prabowo-Sandi (PAS). Spanduk itu dipasang di depan rumahnya di Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang.

Tak hanya itu, dia juga protes ke Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawan Pemilu.


Tak ditanggapi, Habibah memasang baliho ukuran besar di depan rumahnya. Baliho tersebut bergambar pasangan Prabowo-Sandi dan Habib Rizieq.

Habibah juga melakukan aksi mengacungkan dua jari kepada pengguna jalan di depan rumahnya yang terletak persis di depan RSUP Dr Kariadi. Aksi ini yang kemudian menjadi viral di berbagai kanal media.

Habibah mengaku tidak takut tekanan akibat aksi yang dilakukannya tersebut.


“Kenapa takut, saya takut hanya kepada Allah SWT,” ujarnya pada Jumat (21/12/2018) di Kota Semarang.

Habibah mengatakan membuat baliho permanen di rumahnya karena aksi pengambilan spanduk yang dilakukan aparat.


“Atas dasar apa aparat mengambil spanduk itu? apa ada undang-undangnya? Kalau tidak ada saya akan terus teriak, karena untuk Pilpres ini kita harus all out,” kata dia.

Sementara, anggota Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Sudirman Said mengapresiasi militansi yang ditunjukkan Habibah itu.

“Sikap beliau ini adalah salah satu refleksi dari wujud kemauan untuk berubah, ekspresi masysrakat dimana-mana menunjukkan ingin perubahan, kita ketahui aksi seperti ini terjadi di beberapa tempat, di Madura, di Tegal juga ada warga jalan kaki ke Jakarta untuk bertemu Pak Prabowo, dan juga aksi Bu Habibah ini,” kata Sudirman Said usai menyambangi rumah Habibah di Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang pada Jumat (21/12/2018).

Lebih lanjut, Sudirman mengatakan fenomena tersebut menandakan ada suasana ketidakadilan yang dirasakan masyarakat Indonesia.


“Suasana yang seperti ini merata di seluruh Indonesia, karena ada suasana ketidak adilan, pembangunan baik tapi fokusnya pada korporasi, bukan membangun kemampuan rakyat, malah rakyat dilemahkan dengan cuma diberi, rakyat tidak diberdayakan,” kata pria yang menjadi Direktur materi debat kampanye BPN Prabowo-Sandi ini.

Aksi militansi yang ditunjukkan Habibah, kata Sudirman, adalah sesuatu yang menggerakkan masyarakat. Dan itu adalah wujud dari keinginan untuk berubah.


“Seperti Pak prof dan Bu Habibah ini merupakan sesuatu mengerakkan masyarakat. Bahkan tadi malam beliau setelah menerima tamu, keliling Keliling PKL dan bagi-bagi kalender Prabowo-Sandi,” tandas pria yang juga mantan Menteri ESDM RI ini.

Secara khusus, Sudirman meminta aparat untuk bersikap netral atas berbagai aspirasi dari masyarakat. Dia mengatakan jika aparat tidak netral, maka akan ada antipati dari masyarakat.


“Bersikaplah netral, ini jika dibiarkan untuk ditekan, bisa seperti air mengalir jika ditekan, dia akan menjadi bendungan dan jebol, atau air tersebut akan mengalir kemana-mana,” pungkasnya.

sumber: ngelmu.co

Back to top button