Amien Rais
Kata Amien dalam bukunya, “Ibu saya juga selalu mengatakan bahwa dalam hidup ini yang paling penting keyakinan kita kepada Allah SWT. Kemudian sebagai manusia, kita harus menjadi manusia mukmin yang tidak pernah berhenti belajar. Urusan nanti akan jadi apa, di masa dewasa atau masa tua, sudah sesuai dengan takdir masing-masing.”
Ibunya bila membangunkan sebelum subuh anak-anaknya menyatakan asshalatu khairun minan naum, shalat itu lebih utama daripada tidur. Kalau sampai subuh gak bangun, diguyur air.
Ibu dan bapaknya tokoh Muhammadiyah di Solo.
Walhasil, ketika reformasi Amien memang kemudian membentuk partai PAN. Karena di sekelilingnya saat itu ada yang non Muslim, sekuler dan lain-lain. Bahkan Amien pernah menyatakan bahwa partai Islam itu seperti baju yang kesempitan.
Kini di masa tuanya Amien Rais ‘lebih shalih’. Ia menyadari kekeliruannya membentuk partai yang tidak jelas warna Islamnya. Kini ia membentuk partai Ummat yang kental warna Islamnya. Amien ingin partai dan orang-orang yang menggerakkan partai itu dijiwai Al-Qur’an.
Amien tidak segan-segan mengkritik tokoh Muhammadiyah bila berceramah senang mengutip pakar Barat, tapi tidak satupun ayat Al-Qur’an yang diceramahkannya.
Amien, 78 tahun, termasuk tokoh Islam yang langka di negeri ini. Pengalaman akademik dan keorganisasiannya cukup lengkap. Ia pernah belajar di IAIN, UGM, pasca sarjananya di Amerika dan Al Azhar Kairo dll. Di masa kecilnya pernah aktif di Pandu Wathan, Muhammadiyah dan akhirnya menjadi Ketua Umum Muhammadiyah. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar ICMI.
Ketika tahun 2000, saya menjadi reporter di gedung DPR, pernyataan Amien selalu saya tunggu. Pernyataannya selalu menarik bagi pers. Cerdas, berisi dan mencerahkan.
Pak Amien mengenal dekat Ikhwanul Muslimin -karena langsung wawancara tokoh-tokohnya di Mesir- dan Masyumi di tanah air. Disertasi doktoralnya di Universitas Chicago tentang Ikhwanul Muslimin. Hubungannya dengan Buya Natsir saat itu cukup dekat. Seperti hubungan bapak dan anak. Pak Amien sering membuat makalah di ruang pak Natsir dan pak Natsir kadang mengingatkan, “Mien udah makan belum? Mien makan dulu Mien…”
Pak Amien tahu Amerika, Mesir dan Indonesia. Tahu tentang Islam, Barat dan budaya Indonesia Kita bisa belajar banyak darinya. (BERSAMBUNG).
Nuim Hidayat, Dosen Akademi Dakwah Indonesia Depok.