NUIM HIDAYAT

Amien Rais

Sayang Amien Rais gak jadi presiden. Saya kebetulan pernah ikut-ikutan satu mobil dengan tokoh Muhammadiyah ini ketika Reformasi 1998.

Saat reformasi, tokoh-tokoh Islam memang terbelah dua. Ada yang menginginkan segera turun, ada yang tidak. Pak Harto memang saat itu sedang mesra-mesranya dengan Islam. Cuma ia masih membiarkan anak-anaknya ugal-ugalan menguasai bisnis, pers masih belum bebas dan DPR MPR masih dikuasai pak Harto.

Amien dkk merasa Pak Harto otoriter dan sudah 32 tahun berkuasa, saatnya suksesi. Amien ingin Indonesia lebih demokratis, pers lebih bebas dan DPR MPR dipilih rakyat sepenuhnya.

Maka ketemulah pemikiran Amien dengan Rizal Ramli, Goenawan Mohammad, Albert Hasibuan dll. Juga CSIS dan PRD.

Walhasil pak Harto berhasil dijatuhkan dan Habibie berkuasa. Disinilah Amien menunjukkan legowonya. Ia mendukung Habibie dengan sepenuh hati. Beda dengan tokoh-tokoh PRD yang menginginkan Habibie harus turun juga diganti pemerintahan rakyat/sementara

Tentu kelompok-kelompok politik Islamofobia, gak suka Habibie naik. Habibie didesak melaksanakan pemilu secepatnya. Anggota2 PDI saat itu menghina habis-habisan. Dan ujungnya mereka menolak laporan pertanggungjawaban Habibie di MPR.

Karena ditolak, Habibie gak mau maju lagi. Ini sebenarnya kesempatan Amien jadi presiden. Tapi PDI main politiknya licin. PDI dalam sidang MPR menyetujui Amien jadi ketua MPR. Dan tok Amien jadi ketua MPR. Pemilihan ketua MPR dilaksanakan lebih dulu jadi presiden.

Menurut saya Pak Amien itu seorang pemimpin/eksekutif bukan legislatif. Tidak cocok memimpin badan legislatif. Amien mengaku ia menerima Ketua MPR, karena ibunya menyetujuinya yang jadi presiden kemudian Gus Dur. Seorang tokoh yang kecil peranannya dlm reformasi. Dan kita tahu kemudian Amien dan tokoh2 PDI akhirnya menurunkan Gus Dur. Dan naiklah Mega jadi presiden. Ketika Mega jadi presiden, rakyat tahu kemampuan Mega -sering mengeluh, nggak kreatif dll- akhirnya rakyat pun seperti kapok milih Mega.

Gus Dur dilengserkan juga karena ketidakmampuannya menjadi presiden. Ia selalu buat masalah tiap pekan dan kerjaannya melucu melulu. Maka ada julukan Amien Rais the king maker.

Saya kini mencoba lagi membaca buku biografinya. Buku yang ditulis Zaim Ukhrowi sudah saya baca.

Buku yang sebelah kiri baru saya baca.

Menurut saya ini buku hebat. Diceritakan bagaimana pendidikan ibu Amien Rais yang sangat perhatian kepadanya. Ia sering diajak ceramah ibunya. Dinasihati tentang pentingnya ilmu, tentang pentingnya agama dll.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button