NASIONAL

Anggota Banggar: Pemerintah Ugal-Ugalan Kelola APBN

Jakarta (SI Online) – Pemerintah dinilai ugal-ugalan dalam mengelola anggaran negara dengan alasan untuk penanganan COVID-19 di Indonesia.

Anggota Banggar DPR RI Sukamta mengatakan, banyak terjadi keanehan dalam anggaran perubahan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 Tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN TA 2020. Awalnya APBN 2020 sejumlah Rp2.540 trilliun kemudian terjadi penambahan belanja sebesar Rp73 trilliun sehingga APBN menjadi Rp2.613 trilliun.

“Gara-gara ugal-ugalan dalam pengelolaan keuangan negara terjadi peningkatan defisit APBN dari Rp397 trilliun atau 1,76 persen dari PDB menjadi Rp852 trilliun 5,07 persen dari PDB,” ungkap Sukamta dalam keterangan tertulisnya yang diterima Suara Islam Online, Kamis 24 April 2020.

Waki Ketua Fraksi PKS itu menambahkan, defisit anggaran akan semakin besar hingga sampai 10-15% jika tidak ada penghematan dan terus terjadi penambahan belanja negara sementara penerimaan negara semakin menurun akibat krisis ekonomi.

“Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah selama ini jika terjadi defisit anggaran maka pemerintah memilih langkah yang mudah yaitu berhutang untuk menutupinya. Padahal tahun ini saja pemerintah harus membayar cicilan pokok hutang luar negeri sebesar Rp105 trilliun,” kata Sukamta.

Terkait dengan Perppu No 1 Tahun 2020, Sukamta menilainya hal itu adalah cara pemerintah untuk mengakali defisit anggaran negara. Ia menyebut Perppu tersebut juga ugal-ugalan.

“Pemerintah mengakali defisit anggaran dan untuk membiayai kebutuhan pemerintah yang ugal-ugalan lahirlah Perppu yang ugal-ugalan juga,” kata dia.

Anggota Komisi I DPR ini mengungkapkan, besaran defisit APBN yang melampaui tiga persen dari PDB berarti terjadi pelanggaran Pasal 17 (3) Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Namun menyiasati hal tersebut Perppu 1 /2020 kemudian mengubah batas defisit anggaran negara melampaui 3 % (tiga persen) dari Produk Domestik Bruto (PDB), bahkan tidak ada batas atasnya.

red: shodiq ramadhan

Artikel Terkait

Back to top button