Anggota Komisi VIII Usul Asrama Haji Disulap Jadi Hotel
Tangerang (SI Online) – Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf memberikan sejumlah catatan kritis terkait paradigma pembangunan asrama haji oleh Kementerian Agama.
Menurutnya Kemenag harus mulai mengubah orientasi dari fungsi asrama haji dalam rangka membentuk kemandirian dan mendorong sumbangsih bagi pendapatan negara.
“Ke depan asrama haji atau pemondokan haji harus bisa difungsikan tidak hanya sebagai hunian sementara jemaah haji, akan tetapi asrama ini juga bisa disulap menjadi hotel di luar musim haji sekalipun,” ungkap Bukhori di sela-sela kunjungan kerja Komisi VIII DPR ke Pemerintah Kota Tangerang dalam rangka meninjau kondisi asrama haji di Kota Tangerang, Rabu (3/2/2021).
Menurut dia, hal itu perlu dilakukan dalam upaya membangun asrama haji yang mampu membiayai dirinya sendiri dan menjadi sumber Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bagi APBN.
Anggota Baleg ini mencontohkan asrama haji provinsi Sulawesi Selatan yang turut difungsikan menjadi hotel. Kendati demikian, tata kelola asrama haji tersebut masih menyisakan sejumlah persoalan seperti manajemen yang tidak profesional.
“Animo masyarakat untuk melaksanakan haji terus meningkat dari waktu ke waktu. Mereka tidak pernah berhenti dan membayar untuk fasilitas asrama haji. Dengan demikian, bila asrama haji tidak gratis artinya mereka memilih untuk membayar, bukan? Dan jika mereka memilih membayar, logikanya, mereka menghasilkan, bukan? Artinya tidak akan tekor,” imbuhnya.
Selain menyulap asrama haji menjadi hotel, lanjut Bukhori, asrama haji juga perlu diberdayakan sehingga menjadi kawasan wisata religi mengingat sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki kontribusi signifikan bagi devisa negara.
“Desain ke depan, paradigma pembangunan asrama haji harus diubah. Tidak boleh hanya sebagai hunian jemaah haji saja, tetapi juga harus bisa dimanfaatkan sebagai tempat wisata ataupun hotel sehingga memiliki nilai tambah. Jika persoalannya pada nomenklatur, saya pikir terlalu teknis dan bisa kita atur sepanjang kita serius berorientasi pada kemaslahatan rakyat dan negara,” sambungnya.
Politisi PKS ini juga memperingatkan pola pembangunan asrama yang harus memiliki grand design komprehensif sebelum dilakukan proses pembangunan. Pasalnya, ia telah menemui banyak kasus pembangunan yang hanya digunakan temporer, bahkan mangkrak, akibat perencanaan yang tidak matang. Karena itu, ia juga mengingatkan pentingnya memilih lokasi sebagai pertimbangan nilai strategis dari infrastruktur haji yang akan dibangun.
“Grand design seperti tentang kenapa dan harus seperti apa kita membangun asrama harus diperhatikan secara serius,” kata dia.
red: a.syakira