Anggota Parlemen Iran Klaim 50 Orang di Qom Mati Akibat Virus Korona
Teheran (SI Online) – Seorang anggota Parlemen Iran membuat klaim mengejutkan dengan menyebut 50 orang tewas di kota suci kaum Syiah, Qom, akibat virus Corona baru, Covid-19.
Angka itu jelas jauh lebih banyak dari jumlah kematian yang dilaporkan resmi oleh pemerintah yakni 14 orang.
“Hingga tadi malam (hari Ahad), sekitar 50 orang meninggal karena virus Corona. Menteri Kesehatan yang harus disalahkan,” kata anggota Parlemen, Ahmad Amirabadi, yang dikutip kantor berita ILNA.
Menurutnya, sekitar 10 orang meninggal di Qom setiap hari karena wabah virus Corona baru di kota suci tersebut.
Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi membantah klaim angka kematian anggota Parlemen tersebut. Dia mengatakan akan mengundurkan diri jika angka yang dipaparkan Amirabadi Farhani itu benar.
“Jika jumlah korban virus Corona di Qom adalah seperempat dari apa yang dilaporkan media, saya akan mengundurkan diri. Angka itu salah, dan kami yakin dengan statistik kami,” katanya.
Baca juga: Kota Suci Syiah di Iran, Qom, Diserang Virus Corona
Namun, Jurubicara Kementerian Kesehatan Kianush Jahanpour pada Senin merevisi total jumlah kasus infeksi virus Corona baru di negara itu menjadi 61.
Amirabadi Farhani juga mengkritik upaya pemerintah atas pengendalian virus. “Qom berada dalam kondisi yang buruk dan pemerintah tidak berhasil mengendalikan wabah virus Corona,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah tidak “cukup khawatir” tentang wabah itu. “Memang benar bahwa kita harus tetap tenang, tetapi kita tidak boleh bertindak seolah-olah tidak ada yang terjadi,” katanya.
Dia menambahkan bahwa virus Corona baru sudah muncul di Qom selama tiga minggu, tetapi perawat masih belum siap.
Menurut laporan kantor berita ISNA, beberapa anggota Parlemen terpaksa meninggalkan kantor karena merasa tidak enak badan. Parlemen Iran mengadakan sesi tertutup pada Senin yang juga dihadiri oleh Menteri Kesehatan Saeed Namaki.
Sebelum dimulainya sesi, suhu tubuh anggota parlemen diperiksa sebagai tindakan pencegahan, dan tiga anggota parlemen, termasuk Amirabadi Farhani, disarankan untuk tidak menghadiri sesi tersebut.
Meskipun demikian, ketiga anggota Parlemen itu menghadiri sesi. Seorang anggota Parlemen yang tak disebutkan namanya kepada ISNA mengonfirmasi kehadiran tiga politisi tersebut.
“Amirabadi Farhani diberi tahu bahwa dia perlu dikarantina, tetapi dia menolak dan pulang,” katanya.
sumber: sindonews.com