Anies Baswedan, Harapan Baru Warga Dunia
Dideklarasikannya Anies Baswedan oleh Partai Nasdem sebagai bakal calon presiden Republik Indonesia memberikan harapan baru tidak saja bagi warga Indonesia tetapi juga bagi warga dunia.
Mungkin pernyataan itu tampak hiperbolik, tetapi fakta-fakta kinerja Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta dengan visi global membuat penulis perlu mengakui dan memberikan apresiasi atas fakta-fakta tersebut.
Anies bukan saja membawa Jakarta sebagai kota yang berwajah global tetapi memberikan fasilitas kepada warganya dengan fasilitas publik yang tidak kalah dengan kota lainnya di dunia.
Fakta yang tidak mungkin dielakkan oleh kita semua adalah beberapa fasilitas publik yang kelasnya tingkat dunia, sebutlah misalnya Jakarta International Stadium (JIS), revitalisasi Pusat Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), pembuatan trotoar dan jalanan yang layak untuk pesepeda dan pejalan kaki, penataan stasiun MRT yang terintegrasi canggih dan berbagai fasilitas publik menawan lainnya yang tentunya mudah kita temui ketika berkeliling kota Jakarta.
Semua fasilitas tersebut itu murni digelontorkan dari duit rakyat yang dipercayakan kepada Anies. Betapa bermanfaatnya uang warga DKI Jakarta bisa berubah wujud menjadi fasilitas yang memudahkan hidup semua warga.
Bukan saja fasilitas tingkat dunia yang dihasilkan oleh Anies, tetapi event kelas dunia juga menjadi kemewahan tersendiri bagi warga Jakarta. Formula E yang sarat dengan upaya penyelamatan lingkungan hidup (mobil listrik dengan zero carbon) menjadi event sukses yang mendulang apresiasi banyak pihak. Dikerjakan dalam waktu singkat tetapi dapat menunjukkan perhelatan dengan standar dunia. Andaikan pandemik tidak menghentikan aktivitas kita hampir dua tahun, tentunya event internasional sejenis Fomula E akan dapat kita saksikan secara massif.
Semua fakta-fakta yang disebutkan di atas merupakan materialisasi dari visi global seorang Anies Baswedan yang semenjak awal telah mendapatkan pendidikan kelas dunia dalam hidunya. Spirit manusia global yang telah dititiskan dari kakeknya Abdurrahman (AR) Baswedan bukanlah hal yang baru baginya.
Anies paham benar bagaimana kakeknya dulu melintasi benua untuk sampai ke negara Mesir demi pengakuan internasional bagi Republik Indonesia yang baru saja diproklamasikan. Beliau juga pasti paham bagaimana perjuangan kakeknya untuk membawa surat pengakuan resmi kemerdekaan dari Mesir tersebut harus tertatih-tatih mampir di beberapa negara hanya untuk menggalang biaya tiket pesawat.
Spirit AR Baswedan itu tentunya terpatri pada jiwa Anies yang dibesarkan di lingkungan orang besar yang berjiwa global dan heroik. Inilah legacy yang tak mungkin Anies lupakan dan insyaallah akan dilanjutkan oleh beliau dengan menerjemahkan visi global ke masa kini dengan tetap menjejaki warisan perjuangan kakeknya.
Tantangan global bagi Indonesia hari ini tentunya tidak sama lagi seperti awal kemerdekaan Indonesia, dimana secarik kertas pengakuan kemerdekaan menjadi penentu berdirinya sebuah nation state.
Kini tantangan global bagi Indonesia mengarah kepada Perang Asimetris (Asymmetric Warfare) – meminjah istilah Andrew JR Mack (1975) – dimana pertempuran tidak lagi ditentukan oleh kuantitas tapi kualitas intelegensi manusia versus alat tempur, penemuan teknologi Artificial Intelligence telah merubah lanskap pertempuran global dimana senjata bukan lagi dalam bentuk konvensional tetapi bisa berubah menjadi bentuk Nano Technology yang sulit dilacak jejaknya oleh kasat mata sebagai sebuah criminal evidence.