NASIONAL

Anies Blak-blakan kepada Media Australia Soal Penanganan COVID-19 di Jakarta

Anies Baswedan bersikukuh pada keyakinannya bahwa masih banyak kasus positif Covid-19 yang tidak tercatat dalam laporan harian yang disampaikan Gugus Tugas setiap hari.

Dia mengacu pada fakta bahwa jumlah jenazah yang dimakamkan di DKI Jakarta pada Maret hingga April melonjak hingga 25 persen dari rerata bulanan atau naik sekitar 1.500 kematian per bulannya. Menurutnya, naiknya angka kematian ini kemungkinan besar disebabkan oleh Covid-19.

“Kami pikir jumlah (kematian dan infeksi) jauh lebih tinggi dari apa yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan,” ujarnya.

Anies juga mengatakan, DKI Jakarta telah memiliki 23 laboratorium yang mampu melakukan 3.086 tes per harinya. Selain itu, sebanyak enam dari 190 rumah sakit di Jakarta ditunjuk pemerintah pusat sebagai rumah sakit rujukan Covid-19.

BACA JUGA: Sama-sama Cekatan Tangani COVID-19, Anies Disamakan dengan Gubernur New York

Dia pun mendukung keputusan Presiden Joko Widodo yang akhirnya melarang mudik guna memutus rantai penyebaran virus, meskipun dia menyayangkan aturan itu terlambat diputuskan. Pasalnya, Anies memperkirakan sebanyak 1,6 juta orang telah meninggalkan Jakarta untuk mudik kendati jumlah itu jauh menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai tujuh juta orang.

Untuk menghentikan gelombang kedua Covid-19 di DKI Jakarta, Anies akan melarang semua orang yang mudik kembali ke Ibu Kota yang diprediksi terjadi pada akhir Mei 2020.

Kendati mendapat banyak kritik pedas dari banyak pihak atas keputusan tersebut, Anies menutup rapat telinganya dan meyakini bahwa upaya itu dilakukan agar tidak semakin banyak korban jatuh akibat pandemi Covid-19.

“Saya tidak khawatir tentang apa yang dikatakan media sosial tentang kebijakan kami, saya lebih khawatir tentang apa yang akan ditulis sejarawan di masa depan tentang kebijakan kami,” ujarnya.

red: a.syakira

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button