NASIONAL

Anies: Pemotongan Hewan Kurban Harus Ikuti Protokol Kesehatan

Jakarta (SI Online) – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta kepada para panitia penyelenggara Iduladha 1441 H ini agar daging kurban dapat didistribusikan secara langsung kepada para mustahik.

Anies menjelaskan, sejak tahun lalu Pemprov DKI Jakarta juga turut mengolah daging kurban tersebut menjadi makanan siap saji supaya lebih awet. Selain itu, para penerima daging kurban bisa langsung mengonsumsi tanpa perlu memasak dan mengeluarkan biaya tambahan.

“Kami berharap dengan kita menaati seluruh prinsip-prinsip syariat dalam proses pemotongan hewan kurban dan mentaati prinsip-prinsip protokol kesehatan di dalam kegiatan penyelenggaraannya,” kata kata Anies dikutip dari laman YouTube Pemrov DKI Jakarta, Senin 27 Juli 2020.

Anies berharap, perayaan hari raya Iduladha tahun ini membawa keberkahan pada semua, memberikan rasa aman dan ikut mengendalikan penularan COVID-19.

Karena itu, ia mengajak pada umat Islam di Jakarta khususnya untuk memanfaatkan teknologi digital di dalam kegiatan jual beli hewan kurban.

“Satu sisi kita bisa juga mendatangi panitia penyelenggara Idul Adha di masjid sekitar rumah kita atau bekerja sama dengan berbagai lembaga Amil Zakat yang sudah berpengalaman dalam melakukan pemotongan hewan kurban sampai dengan pembagian daging kurbannya,” kata Gubernur.

Anies juga mengimbau, kepada semua agar pemotongan hewan kurban bukan saja mengikuti syariat Islam, tapi juga mengikuti protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.

Anies pun menjelaskan sejumlah protokol kesehatan dalam pemotongan hewan kurban.

Pertama pemotongan hewan kurban hanya dihadiri panitia kurban, yang jumlahnya dibatasi tidak ada kerumunan. “Jadi harus jaga jarak harus kurangi jumlah orang yang berada di lokasi,” katanya.

Kedua, masyarakat yang tahun ini membeli hewan kurban supaya tidak menghadiri langsung ke lokasi pemotongan. Mantan Mendikbud ini meminta masyarakat mempercayakan kepada panitia untuk melakukan pemotongan hewan kurban, sampai pendistribusian dagingnya.

“Insyaallah mereka bisa amanah. Yang ketiga, jaga kelompok masyarakat yang berisiko tinggi kalau tertular, misalnya anak-anak, orangtua, atau mereka yang punya penyakit bawaan,” kata dia.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button