INTERNASIONAL

Anwar Ibrahim Resmikan Pembukaan Halaqah Mubaligh se-Asia Tenggara di Kuala Lumpur

Kuala Lumpur (SI Online) – Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Datuk Seri Anwar Ibrahim meresmikan pembentukan Halaqah Mubaligh se-Asia Tenggara di Grand Plaza Hotel, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu malam (28/8/2019).

Dalam sambutannya, ia menyambut baik adanya perkumpulan para pendakwah tersebut. Menurutnya, saat ini masih banyak tugas-tugas dakwah dan perjuangan Islam yang menjadi tanggungjawab bersama dan belum terselesaikan.

“Palestina sekarang keadaannya masih buruk, kezaliman Israel telah melampaui batas kemanusiaan dan seolah-olah dunia diam. Dunia Islam sendiri kalau dilihat dari kekuatan geo politik itu masih dalam kondisi lemah, bahkan untuk menyuarakan kemerdekaan Palestina, kelu membisu karena tidak ada kekuatan,” jelas Anwar.

Selain Palestina, nasib Muslim Rohingya juga masih selama melarat selama puluhan tahun. “Di Xinjiang China, Uighur dijadikan kemah tahanan besar. Sementara negeri Jiran juga lemah, saya menceritakan ini agar pendakwah bisa melihat kenyataan, dan kita harus tunjukkan kekuatan Islam yang luar biasa untuk menghadapi mereka,” kata Anwar.

Menurutnya, yang harus dilakukan harus ada upaya mengumpulkan kekuatan. “Harus ada pembinaan dakwah, dan upaya ini diharapkan bisa meningkatkan harkat martabat umat, tentunya dengan adanya perkumpulan berbagai kelompok dengan tujuan dan komitmen yang sama,” tuturnya.

Mantan Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia itu mengatakan, dakwah itu usaha menyelamatkan umat dan kita mohon kekuatan taufik hidayah dari Allah SWT dalam melakukannya. “Saya yakin semua masalah umat akan bisa dihadapi jika ada kebangkitan umat, dan jangan ada pecah belah diantara satu sama lain, kita harus punya sikap tasamuh yang sanggup bersatu dan bekerjasama walaupun berbeda-beda warna,” tandasnya.

Halaqah Mubaligh se-Asia Tenggara ini dihadiri para dai dari negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura dan lainnya. Selain aktivis dakwah, juga hadir perwakilan dari puluhan organisasi non pemerintah (NGO).

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button