INTERNASIONAL

Asosiasi Jurnalis Palestina: Israel Hancurkan 33 Kantor Media

Gaza (SI Online) – Asosiasi jurnalis Palestina mengungkapkan, serangan Israel ke Jalur Gaza telah menghancurkan lebih dari 33 kantor media.

“Sedikitnya 33 kantor media di Gaza telah dihancurkan, menurut penghitungan kami sejauh ini,” kata ketua asosiasi jurnalis, Nasser Abu Bakr, dalam sebuah pernyataan, Jumat malam (21/05).

“Pada hari Jumat, jurnalis Yousef Abu Hussein tewas dalam pemboman Israel di rumahnya di Gaza,” pernyataan asosiasi itu menambahkan seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (22/5/2021).

Abu Bakar juga mengungkapkan lebih dari 170 jurnalis warga Palestina terluka, menambahkan bahwa 70 dari mereka terluka selama pemboman Jalur Gaza, dan sekitar 100 lainnya cedera menyusul serangan pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki.

Baca juga:

“Sebagian besar luka di Jalur Gaza berasal dari pecahan peluru, sementara sebagian besar di Tepi Barat berasal dari gas air mata,” tambahnya, tanpa merinci tingkat keparahan cedera.

Menurut kantor berita Turki, Anadolu Agency, sepertinya lebih banyak kantor pers telah rusak dan diserang oleh pemboman Israel.

“Sindikat Jurnalis Palestina, bekerja sama dengan jurnalis internasional, mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan laporan lengkap tentang kejahatan pendudukan terhadap jurnalis selama agresi di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem,” bunyi pernyataan itu, menambahkan bahwa mereka berencana untuk melanjutkan dengan mengirimkannya ke ICC.

“Diperlukan beberapa bulan untuk menyelesaikannya dari sudut pandang hukum,” tambah Abu Bakar.

“Sindikat sebelumnya telah mengajukan kasus serupa ke Mahkamah Pidana Internasional tahun lalu, tapi prosedur pengadilannya panjang dan rumit,” katanya.

Dia menggambarkan apa yang terjadi terhadap media sebagai “pembantaian”, menambahkan bahwa Israel melakukan tindakan teroris untuk mengaburkan kebenaran kejahatannya.

Pada 15 Mei, serangan udara Israel menghancurkan gedung bertingkat tinggi di Kota Gaza yang menampung kantor The Associated Press, Al Jazeera dan media lainnya, yang menurut para kritikus adalah langkah Israel untuk membungkam pelaporan di dalam wilayah dan mengontrol narasi di wilayah itu. [sindonews.com]

Artikel Terkait

Back to top button