NASIONAL

Ayo Ikuti Aksi 212 Berantas Mega Korupsi Selamatkan NKRI

Jakarta (SI Online) – Tiga elemen gerakan Islam: Front Pembela Islam (FPI), GNPF Ulama dan Persaudaraan Alumni 212 akan menggelar aksi besar-besaran bertajuk “Aksi 212 Berantas Mega Korupsi Sematkan NKRI”.

Aksi yang direncanakan digelar besar-besaran itu akan dilaksanakan pada Jumat, 21 Februari 2020 pukul 13.30-15.30 WIB di depan Gedung DPR RI, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Demikian dalam seruan bersama tiga gerakan yang ditandatangani oleh Ketua Umum FPI KH Ahmad Shobri Lubis, Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak dan Ketua PA 212 Slamet Maarif, Selasa 4 Februari 2020.

Aksi ini digelar sebagai desakan untuk pemberantasan korupsi dan penegakan hukum di Indonesia. Sebab tiga gerakan itu menilai penanganan kasus-kasus mega korupsi puluhan triliun rupiah membuat rakyat kecewa dan marah. Negara, kata mereka, hingga kini belum menunjukkan sikap yang serius untuk menuntaskannya.

Mereka menduga, mandeg dan mangkraknya penanganan kasus-kasus mega korupsi karena melibatkan lingkaran pusat kekuasaan.

Karena itu mereka menyerukan seluruh elemen rakyat Indonesia untuk terus melakukan perlawanan terhadap rezim yang menyengsarakan rakyat.

Mereka juga menyerukan seluruh elemen rakyat Indonesia untuk mendesak dan mengawal aparat hukum (KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan) agar segera menuntaskan kasus-kasus mega korupsi dengan menegakkan prinsip keadilan, transparansi, dan akuntabel.

Sebelum menggelar aksi puncak pada 21 Februari, juga diserukan kepada pengurus FPI, GNPF Ulama dan PA 212 di daerah-daerah untuk bekerja sama dengan Ormas-ormas Islam setempat dan seluruh elemen umat menggelar aksi penyampaian aspirasi serupa di wilayah masing-masing pada Jumat 7 dan 14 Februari 2020.

Selanjutnya, mereka menyerukan pengurus dan anggota FPI, GNPF Ulama dan PA 212 di daerah-daerah untuk bekerja sama dengan Ormas-ormas Islam, ormas-ormas dan tokoh setempat dan seluruh elemen umat untuk beramai-ramai datang ke Jakarta pada Jumat 21 Februari.

Kepada aparat baik di pusat maupun daerah, pimpinan tiga gerakan itu mendesak agar bersikap profesional dalam melaksanakan tugas pengamanan, serta tidak melakukan tindakan represif terhadap massa aksi.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button