SUARA PEMBACA

Bahasa Mandarin di Aliyah, Mau Dibawa Kemana Madrasah Kita?

Di awal Januari 2020 lalu sempat muncul berita dari Bapak Menteri Agama, bahwa ia ingin bahasa Mandarin menjadi syarat kelulusan Madrasah Aliyah. Setelah mendapat konfirmasi dari pihak terkait, ternyata beliau mengatakan bahwa ia ingin Madrasah Aliyah menguasai bahasa asing selain bahasa Arab dan bahasa Inggris. Beliau merekomendasikan Bahasa Mandarin.

Mengapa bahasa Mandarin? Supaya lulusan aliyah mempunyai daya saing di dunia kerja. Kini bahasa Mandarin mulai banyak dibutuhkan di dunia kerja, sehingga akan bernilai tinggi bagi lulusan Madrasah Aliyah dalam mencari pekerjaan. Selain itu Madrasah Aliyah juga akan dipandang dunia.

Inilah wajah dunia pendidikan kita saat ini. Para generasi bangsa ini dididik untuk mencari pekerjaan. Pemahaman bahwa ilmu yang diperoleh selayaknya mampu memberikan manfaat dan menyelesaikan problematika umat dipandang sebagai nasihat lalu saja. Kurikulum pendidikan memandang keberhasilan adalah ketika mempunyai nilai jual tinggi di dunia kerja, mendapat pekerjaan layak dan gaji besar.

Memang wajar, inilah kehidupan di dunia kapitalis. Segala sesuatu dinilai berdasarkan materi. Apa saja yang mendatangkan materi, itu baik. Dan sebaliknya, jika tidak mendatangkan materi maka itu adalah kerugian. Semakin tinggi materi yang diperoleh, maka sesungguhnya dia adalah manusia berstrata tinggi.

Tak hanya di negeri kita ini, di negeri tempat lahirnya sistem kapitalisme ini pun dunia pendidikan ditujukan untuk mencetak generasi pencari materi. Para lulusan sekolah yang dianggap terbaik di dunia pun juga dicetak untuk bekerja dan memperkaya diri. Sampai pada akhirnya mereka menjajah negeri berkembang lainnya. Dan di negeri jajahan yang di dalamnya diterapkan sistem kapitalistik demi kelancaran proses penjajahan, seperti di negeri kita tercinta, para siswanya disiapkan untuk menjadi buruh murah demi memuaskan hasrat keserakahan para kapitalis dunia. Rakyat dipaksa bekerja keras demi menyambung hidup tiap hari.

Inilap pandangan negara kita yang menerapkan system kapitalisme dalam dunia pendidikan dan aspek hidup yang lain. Padahal pandangan terbaik tentang pendidikan sudah dijawab oleh Islam dengan sempurna, hanya saja sekulerisme-kapitalisme telah membuat pemerintah negara kita enggan untuk mengakui kelemahan dalam pandangan berbasis nafsunya lalu bertaubat, menjalankan apa yang Allah berikan kepada mereka untuk mengatur negaranya.

Islam memandang dunia pendidikan dengan misi mencetak generasi yang memiliki pola pikir dan perilaku cemerlang. Pendidikan dalam Islam menghasilkan orang-orang yang tercerdaskan, bukan hanya ahli dalam bidang tertentu, tapi ada peran untuk menyelamatkan diri dan umat dari masalah yang melingkupi. Sehingga mampu menyelesaikan masalah dirinya, umat dan negara.

Pendidikan Islam yang digambarkan di atas hanya ada dalam sistem yang menerapkan aturan Islam. Visi dan misi pendidikan untuk mencetak generasi cerdas dan cemerlang bukan generasi buruh. []

Elima Winanta
(Alumnus Matematika UNAIR)

Artikel Terkait

Back to top button