Bangun Relasi Ideal Guru dan Murid, Stafsus Menag: Contoh Rasulullah Saw
Jakarta (SI Online) – Staf Khusus Menteri Agama Farid F. Saenong menjelaskan pentingnya membangun relasi yang ideal antara guru dan murid dalam Islam, seperti hubungan Nabi Muhammad Saw dengan para sahabat-sahabatnya.
Farid mengungkapkan, seorang guru harus dianggap sebagai living values atau teladan hidup yang menjadi sumber inspirasi bagi murid-muridnya. Hal tersebut telah ditunjukkan Rasulullah yang menjadi contoh bagi sahabat-sahabatnya dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
“Guru harus dianggap sebagai living values, sebagai uswah. Seperti Rasulullah yang menjadi living values bagi sahabat-sahabatnya. Apapun yang ditanyakan kepada Rasulullah, beliau selalu memberikan jalan keluar yang tepat,” ujar Farid dalamdiskusi peluncuran buku “Menjadi Guru Ala Nabi” di Jakarta, Jumat (29/11).
Farid juga mengatakan, guru dan murid harus saling mendekatkan diri, bekerja sama, dan tumbuh dalam kebersamaan. Seperti halnya Rasulullah yang selalu bersama sahabat-sahabatnya, terkadang ada yang berperan sebagai asisten atau juru tulis untuk mendukung aktivitas dakwah Rasul.
Dalam konteks pendidikan Islam di Indonesia, Farid menilai pesantren dan madrasah telah berhasil mempertahankan tradisi ini.
“Seorang guru seperti nabi dan ini kita contohkan di pesantren dan madrasah yang sulit kita cari bandingannya di luar sana. Kita cari di luar sana guru-guru yang mendoakan muridnya tidak sebanyak di madrasah atau pesantren,” kata dia.
Ia juga menekankan bahwa tradisi mengajar dalam Islam sangatlah besar dan para guru di pesantren serta madrasah telah memberikan teladan yang sangat luar biasa.
Dia mencontohkan praktik tolabul ilmi atau mencari ilmu yang menjadi bagian dari tradisi Islam di Indonesia.
Banyak para santri atau pelajar dari pelosok kampung pergi ke Mesir, Makkah, Madinah, maupun Maroko, untuk mencari ilmu dan kembali diajarkan di tempat asalnya.
“Dari kampung-kampung, mereka berangkat jauh-jauh untuk mencari ilmu. Ini adalah semangat yang harus terus dipertahankan,” kata Farid.
Menurut Farid, tradisi ini sangat penting untuk diteruskan agar murid-murid tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai yang mendalam tentang kehidupan dan akhlak.
Farid mengajak para pendidik untuk menjadikan setiap langkah mengajar sebagai bentuk pengabdian yang mengarah pada kebaikan dan kesuksesan bersama, sesuai dengan teladan yang diajarkan oleh Rasulullah dan para ulama terdahulu. []
sumber: ANTARA