Banyak Data dan Argumentasi Ngawur Dilontarkan Jokowi
Jadi, pemanfaatan lubang bekas tambang untuk sektor lain bukanlah solusi. Gagasan ngawur semacam itu seharusnya tak pernah dilontarkan oleh seorang pejabat publik. Kengawuran tidak boleh disebarluaskan.
Di mana-mana di seluruh dunia, lahan bekas tambang seharusnya direhabilitasi. Ada aturannya. Dan kita memiliki semua aturan itu. Butuh waktu lama agar lokasi-lokasi itu bisa dimanfaatkan kembali.
Dalam catatan saya, masih ada banyak data ngawur lain yang dikemukakan Jokowi dalam debat. Tak sesuai dengan fakta. Tapi hal ini saya lihat sudah banyak juga dibahas oleh orang lain. Yang mengejutkan, hampir semua media ‘mainstream’ sejak usai debat juga telah menurunkan berita yang membantah data-data itu. Menurut saya ini bentuk kemajuan. Tak sepantasnya memang orang menggunakan data ngawur di forum terhormat semacam debat, apalagi yang dilakukan dengan penuh percaya diri.
Pak Prabowo berhasil menyampaikan sebuah pesan penting mengena, bahwa seharusnya yang dibangun oleh Pemerintah adalah iInfrastruktur untuk rakyat”, atau “ekonomi untuk rakyat”, dan bukannya “rakyat untuk infrastruktur” atau “rakyat untuk ekonomi”. Pesan itu tegas dan sederhana, mewakili bagaimana visi dan misi pasangan Prabowo-Sandi.
Menghadapi Pak Jokowi yang sejak awal menjajakan data, Pak Prabowo memilih untuk menawarkan perspektif, sudut pandang, strategi menangani masalah. Misal, soal kebijakan penangkapan ikan, Pak Prabowo menyatakan agar regulasi Pemerintah seharusnya tidak merugikan nelayan tradisional. Jangan sampai nelayan tradisional kita diregulasi seolah-olah mereka adalah korporasi serakah. Aturan semacam itu jelas salah alamat.
Hukum atau regulasi mestinya tajam dan ketat kepada yang besar-besar, bukannya rigid kepada rakyat kecil yang sekadar melaut untuk mencari makan.
Supaya debat yang akan datang lebih berbobot dan natural, saya mengusulkan agar tak ada lagi pertanyaan dari panelis. Biarkan saja para kandidat saling jual-beli gagasan secara bebas seperti segmen terakhir debat kemarin.
Itu akan membuat acara debat jadi lebih hangat. Dan publik pastinya sangat menanti-nantikan hal semacam itu. Bagaimanapun, mereka pasti ingin mengetahui kemampuan calon pemimpinnya secara terbuka. Jangan lagi asal tampil cantik, namun ternyata mengumbar data bodong dan argumen ngawur.
Dr. Fadli Zon, M.Sc.
Wakil Ketua DPR RI, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra