Banyak Musibah, Wantim MUI Ajak Para Pemimpin Muhasabah
Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi mengajak semua pihak khususnya para pemimpin untuk bermuhasabah atas musibah yang terjadi akhir-akhir ini.
“Serangkaian musibah dan malapetaka yang menimpa negara ini seharusnya menyadarkan kita, terutama para pemimpin dan penguasa negeri ini agar mawas diri dan melakukan instropeksi, terutama di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini,” kata Kiai Muhyiddin melalui pernyataan tertulisnya yang diterima Suara Islam Online, Senin (26//2021).
Dalam melakukan introspeksi, kata Kiai Muhyididin, para pemimpin harus lebih mendengarkan aspirasi rakyat. “Saatnya mereka yang diberi amanah untuk mengelola negara ini banyak mendengar jeritan dan aspirasi rakyatnya yang semakin menderita dan sengsara akibat prilaku amoral tanpa henti dan tak pernah merasa bersalah,” ungkapnya.
Apalagi di bulan Ramadhan ini, memanfaatkan waktu-waktu mustajab untuk muhasabah sangat dianjurkan. “Malam-malam muhasabah nafs (pengendalian diri) bagi para pemimpin di segala jenjang selayaknya lebih panjang dan intens,” ujar Kiai Muhyiddin.
Ketua Bidang Luar Negeri dan Kerjasama Internasional PP Muhammadiyah Muhammadiyah itu berharap ke depannya para pejabat fokus bekerja untuk rakyat.
“Tak ada lagi kegiatan yang bernuansa pencitraan. Rakyat sudah muak dan bosan dengan perilaku kemunafikan yang dipertontonkan tanpa rasa bersalah,” tuturnya.
Menurutnya, sikap menghamburkan uang rakyat dengan kamuflase indah semakin menjauhkan rida Allah bagi bangsa ini. Bahkan sebaliknya akan mengundang berbagai problem dan masalah di akar rumput.
“Coba cerna dengan seksama tulisan jurnalis asing tentang musibah kapal selam RI di wilayah Bali. Ia membuka tabir ketidakberdayaan sebuah negara besar dengan 17 ribu pulau dalam menangani tragedi tersebut. RI hanya punya beberapa kapal selam yang sudah uzur usianya dan teknologi yang hampir kadaluwarsa,” jelasnya.
“Sementara China yang ambisius dengan proyek OBOR/BRI semakin berani mengobrak-abrik kedaulatan RI di daratan dan lautan,” tambah Kiai Muhyiddin.
Selain itu, kata dia, ditemukan drone asing made in China di perairan Indonesia seharusnya dijadikan sebagai peringatan.
“Tapi disayangkan, respon para petinggi militer negeri ini santai, sibuk dengan agenda pencitraan dan lebih fokus mengurusi kasus-kasus lain yang bukan tanggung jawab mereka,” kata Kiai Didin.
“Allah sudah mengingatkan manusia bahwa “Kami tidak akan memusnahkan penduduk negeri kecuali para penduduknya berlaku zalim..” tandasnya.
red: adhila