RESONANSI

Be Succesful Career, Be Millenial Farmer

Sementara, gambaran kegiatan yang dilakukan dalam program petani milenial yaitu inventarisasi potensi lahan, peluang pasar, penentuan komoditas pertanian, pendataan petani milenial, pengembangan kapasitas, pemberian bantuan benih, bibit, pupuk, pestisida, dan peralatan, serta pemberian fasilitas pembiayaan dan pemasaran produk. Adapun orang-orang yang bisa bergabung ke dalam program petani milenial adalah ia yang berusia 19-39 tahun dan mengenal inovasi teknologi di bidang pertanian.

Bila program petani milenial ini bisa berjalan secara efektif, maka bisa dipastikan bahwa titik mulai rentang usia petani yang akan semakin awal. Dan, petani yang kini rata-rata telah berusia lanjut akan segera mendapatkan generasi pengganti.

Belajar dari Jepang

Namun, ada yang menarik dari upaya regenerasi petani yang dilakukan oleh pemerintah Jepang. Mungkin sebagian dari langkah yang dilakukan, bisa menjadi inspirasi generasi muda saat ini untuk terjun di dunia pertanian dan kelak mendapatkan karir yang sukses.

Bagi bangsa Jepang, masalah rawan pangan ternyata merupakan masalah yang sama mengkhawatirkan. Dibandingkan faktor iklim global dan geopolitik, faktor sumber daya manusia yang konsen menangani ketersediaan pangan juga cukup memusingkan. Ditambah lagi, dua pertiga area wilayah Jepang adalah daerah pegunungan sehingga sulit untuk dijadikan lahan pertanian.

Langkah besar yang diambil Pemerintah Jepang adalah dengan program smart agriculture. Sejak tahun 2016, Jepang mengembangkan digital farming yang memanfaatkan system teknologi Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan Big Data. Serangkaian aplikasi tersebut didedikasikan sebagai inovasi di bidang pertanian.

Contohnya sistem irigasi yang dapat dikendalikan dengan teknologi satellite imaging sehingga dapat memantau penggunaan air, pupuk, dan kondisi tanah secara real time.

Pemanfaatan Artificial Intellegence (AI) juga dianggap sangat bermanfaat untuk mempertahankan kualitas hasil panen. Sistem AI biasanya digunakan untuk memberikan informasi dalam pemilihan bibit yang berkualitas dan pemilihan hasil tani yang siap panen.

Sistem AI yang digabungkan dengan IoT dapat meningkatkan teknik fertigation yaitu teknik pengaturan air dan pupuk yang dapat digunakan petani untuk memastikan bahwa komposisi keduanya akan menghasilkan produk tani yang diharapkan. Sehingga petani yang belum berpengalaman pun dapat mengelola lahan dan tanaman produksi dengan efisien.

Di samping itu, Jepang juga gencar melakukan budidaya hidroponik agar dengan keterbatasan lahan yang dimiliki, negara itu tetap bisa memperoleh beras, sayur, dan buah-buahan dalam jumlah yang melimpah.

Hidroponik yang menggunakan teknik tanam tanpa tanah bahkan bisa dilakukan di lantau dasar gedung yang minim sinar matahari.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button