OASE

Bekal Jelang Ramadhan

Salamah bin Kuhail rahimahullah berkata:

كَانَ يُقَالُ شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ الْقُرَّاءِ

“Dulu dikatakan bahwa bulan Syakban adalah bulan para qurra’ (pembaca Al-Quran).” Begitu pula yang dilakukan oleh Amr bin Qais rahimahullah apabila beliau memasuki bulan Syakban beliau menutup tokonya dan mengosongkan dirinya untuk membaca Al-Quran. (Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali).

Keempat, menelaah buku-buku terkait ibadah puasa. Hal ini dilakukan untuk pemantapan dan penyempurnaan ibadah di bulan Ramadhan. Sebab, ibadah yang tidak disertai dengan ilmu (pemahaman) hanya akan merusak kesempurnaan ibadah itu sendiri.

Hasan Al-Basri mengatakan, beramal tanpa ilmu hanya akan membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan. Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh, tapi jangan sampai meninggalkan ibadah. Gemarlah pula beribadah, tapi jangan sampai meninggalkan ilmu. Karena ada segolongan orang yang rajin ibadah, tapi meninggalkan belajar (lihat dalam Miftah Daris Sa’adah karya Ibnul Qayyim).

Kelima, silaturahim kepada keluarga, tetangga, teman, terutama kepada kedua orangtua untuk saling memaafkan dan mendoakan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menghadirkan suasana kebersamaan dan saling memotivasi, guna memaksimalkan ibadah Ramadhan.

Perusak Pahala Puasa

Selain mempersiapkan bekal, orang yang menjalankan ibadah puasa mesti mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan pahala ibadah Ramadhan. Sebab, Rasulullah Saw bersabda, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga.” (H.R. Thabrani).

Di antara perbuatan yang dapat merusak pahala puasa adalah, pertama, perkataan dusta dan perbuatan yang tercela.

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari lapar dan haus yang ditahan.” (H.R. Bukhari).

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan laghwu dan rafats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa.” (H.R. Ibnu Majah dan Hakim).

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button