Bekal Jelang Ramadhan
![](https://i0.wp.com/suaraislam.id/wp-content/uploads/2021/05/istiqlal-ramadhan-1.jpg?resize=650%2C398&ssl=1)
Kedua, mencaci dan adu mulut.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لا تَسَابَّ وَأَنْتَ صَائِمٌ وَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ فَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ وَإِنْ كُنْتَ قَائِمًا فَاجْلِسْ
Dari Abu Hurairah, Nabi Saw bersabda, “Janganlah kamu saling mancaci (bertengkar mulut) sementara kamu sedang berpuasa. Apabila seseorang mencacimu katakan saja, ‘Sesungguhnya saya sedang berpuasa’, dan kalau kamu sedang berdiri maka duduklah.” (H.R. Ibnu Khuzaimah, Nasa’i, Ahmad dan Ath-Thayalisi).
Ketiga, ghibah, adu domba, dan sumpah palsu.
خمسٌ يُفطِرن الصّائِم: الغِيبةُ والنّمِيمةُ والكذِبُ والنّظرُ بِالشّهوةِ واليمِينُ الكاذِبةُ
Rasulullah Saw bersabda, “Lima perkara yang dapat membatalkan pahala orang yang berpuasa: ghibah, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu.” (H.R. Ad-Dailami).
Keempat, menjaga seluruh anggota badan dari perbuatan yang merusak ibadah puasa. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan, seorang yang berpuasa adalah orang yang anggota badannya berpuasa dari perbuatan dosa, lisannya berpuasa dari kata dusta, kata keji, dan ucapan palsu, perutnya berpuasa dari makan dan minum, kemaluannya berpuasa dari bersetubuh. Jika berbicara, tidak berbicara sesuatu yang mencacat puasanya, jika berbuat, tidak berbuat suatu perbuatan yang merusak puasa, sehingga seluruh ucapannya keluar dalam keadaan baik dan manfaat.
Semoga Allah melindungi kita kaum Muslimin dari hal-hal yang dapat merusak pahala ibadah puasa dan mampu mengisi Ramadhan dengan berbagai amal ibadah yang mengantarkan kepada derajat takwa. Amin.[]
Imam Nur Suharno, Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat.