Bekas Jenderal Israel: Hamas Menang Banyak, Israel Kalah Telak
Tel Aviv (SI Online) – Seorang mantan jenderal Zionis Israel menyebut kelompok pejuang Hamas di Gaza, Palestina, menang lebih banyak dalam perang 11 hari lalu.
Alasannya bukan pada jumlah korban jiwa lebih banyak di Gaza, melainkan kejutan yang diberikan kelompok perlawanan Palestina tersebut yang tak pernah dibayangkan Zionis sebelumnya.
Selama perang 11 hari, Hamas dan teman perjuangannya; Jihad Islam Palestina (PIJ) menembakkan lebih dari 4.300 roket dan rudal dengan lebih dari 3.000 di antaranya berhasil menyeberang ke negara Yahudi.
IDF menanggapi dengan serangan udara besar-besaran terhadap apa yang mereka klaim sebagai posisi Hamas di Gaza.
Asaf Agmon, mantan Komandan Angkatan Udara militer Zionis, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Ha’aretz, pada 26 Mei 2021, mengatakan, Tel Aviv membanggakan keberhasilan besar dalam menghancurkan Hamas dalam operasi militer terbarunya. Menurutnya, Hamaslah yang seharusnya merayakan.
Baca juga:
- Hamas: Serangan Israel Rusak Terowongan Gaza, Tapi Cuma Lima Persen
- Israel Membual Klaim Sukses Lumpuhkan Kekuatan Hamas
- Pejabat Eropa Ngaku Terkejut dengan Kemampuan Hamas dan Jihad Islam
Agmon mengatakan, meskipun Gaza digempur selama berhari-hari oleh Angkatan Udara Israel, kelompok Hamas yang bermarkas di Gaza sebenarnya memenangkan lebih banyak dalam konflik ini daripada Tel Aviv.
Menurut Agmon, keberanian Hamas menyerang Israel dengan ribuan roket membawa kelompok pejuang itu ke “agenda utama” pada saat Tel Aviv dan negara-negara lain mulai percaya bahwa kelompok itu telah ditangani.
“Sekarang, Hamas dipandang sebagai pemimpin sentral di antara rakyat Palestina, bahkan di Tepi Barat dan negara-negara di Timur Tengah. Kami menjadikannya sebagai faktor utama dalam konflik di wilayah Otoritas Palestina, pertama dan terpenting di Yerusalem,” katanya.
Serangan besar-besaran Hamas terhadap Israel juga terjadi menjelang pemilihan umum di wilayah Otoritas Palestina yang diumumkan oleh Mahmoud Abbas. Meski tanggal pemilihan umum masih belum jelas, Hamas, yang juga terlibat dalam kegiatan politik, kemungkinan akan berupaya memperkuat posisinya tidak hanya di Gaza tetapi juga di Tepi Barat.
Agmon mengatakan kelompok itu mendapatkan kembali keunggulannya bahkan di benak orang Israel setelah putaran terakhir serangan, yang dimulai pada 10 Mei dan berakhir 11 hari kemudian dengan gencatan senjata.
Dia menambahkan bahwa sebelumnya warga Israel percaya bahwa Hamas telah dipukul, tetapi kenyataannya telah tumbuh dalam kekuasaan.
Mantan brigadir jenderal itu percaya bahwa penting bagi Tel Aviv untuk memahami bagaimana penilaiannya sendiri terhadap kelompok itu salah, alih-alih memberikan tepuk tangan meriah yang hanya akan mendorong Israel maju ke jalan yang salah.
“Yang terjadi bukanlah hasil imbang, tapi kerugian yang mereka coba jual kepada kami sebagai sebuah prestasi. Yang terburuk adalah hal itu membuat kami mengabaikan kemunduran dan tidak belajar hikmah. Hal ini membawa kami pada kekalahan telak dalam perang multi-perang medan perang,” papar Agmon. [sindonews.com]