SUARA PEMBACA

Bermain Kata-Kata, Nyawa Rakyat Taruhannya

Secara komprehensif, covid dipandang dari tiga dimensi, yaitu keimanan, sains dan politik. Sinergi antara ketiga sudut pandang tersebut akan menyelesaikan pandemi dengan manusiawi. Penyelesaian yang menentramkan jiwa dan memuaskan akal.

Dari dimensi keimanan. Saat wabah thaun Rasulullah Saw. pernah ditanya oleh Aisyah ra. Rasulullah Saw. bersabda: “Tha’un merupakan azab yang ditimpakan kepada siapa saja yang Allah kehendaki. Kemudian Dia jadikan rahmat kepada kaum Mukminin.” (HR. Bukhari).

Maka sikap orang beriman dalam menghadapi pandemi covid saat ini adalah bersabar. Sabar dalam menjalani ikhtiar untuk tetap sehat. Dan jika pun terpapar covid, sabar dengan memaksimalkan ikhtiar berobat. Hingga jika ajal menjemput dalam kondisi sakit covid, maka pahala syahid telah didapatkan atas kesabaran dan keimanannya bahwa tidak ada musibah kecuali sudah ditakdirkan Allah SWT (Al-Hadits).

Adapun dari dimensi sains. Covid adalah virus yang memiliki ciri atau spesifikasi tertentu. Tentu para ilmuwan lebih memahami karakteristik si covid. Tentang bagaimana cara pencegahan, penularan, hingga pengobatan covid, para ilmuwan telah menelitinya hingga dibuatlah rekomendasi penanganan wabah.

Rekomendasi tersebut diantaranya lockdown, dan 5M untuk rakyat juga 3T untuk negara. Sudah semestinya kita mengikuti rekomendasi dari para ilmuwan. Dan sebenarnya Rasulullah Saw. sudah memberikan solusi lockdown saat wabah, beliau bersabda: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari).

Lihatlah, islam melalui lisan Rasulullah Saw. memberi rekomendasi menghadapi wabah. Saat itu kedudukan Rasulullah Saw. bukan hanya sebagai rasul, beliau pun bertindak sebagai kepala negara. Inilah dimensi politik.

Negara mengeluarkan kebijakan sesuai dengan rekomendasi para ilmuwan. Lockdown yang direkomendasikan ahli sains, lockdown juga yang dilakukan negara, bukan PPKM. 3T yang direkomendasikan, dilakukan dengan massif dan maksimal oleh negara, bukan setengah-setengah apalagi demi label zona hijau.

Ada trust antara pemerintah dengan rakyat sehingga bisa menangkal hoax. Trust ini terbentuk jika pemerintah hadir melayani rakyat. Dan terlihat keseriusan pemerintah untuk menangani wabah sejak awal.

Negara juga bertanggung jawab menjamin kebutuhan pokok manusia dan binatang ternak saat lockdown. Membiayai riset para ilmuwan. Menyediakan fasilitas kesehatan secara gratis dan manusiawi, termasuk memberikan gaji yang pantas untuk para tenaga medis. Hanya sistem ekonomi islam dalam sistem islam kafah yang mampu membiayai itu semua. Wallahu a’lam []

Mahrita Julia Hapsari, Komunitas Muslimah untuk Peradaban.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button