DAERAH

Bersama BI Aceh, Sakinah Finance Gelar Seminar Literasi Syariah

Banda Aceh (SI Online) – Bank Indonesia Aceh bersama Sakinah Finance mengadakan acara literasi syariah yang bertajuk “Generasi Cakap Digital dan Keuangan Syariah” yang diadakan di Gedung Da Javansche Bank (DJB), Banda Aceh, Selasa, 5 Desember 2023.

Acara tersebut dihadiri oleh 100 peserta Generasi Baru Indonesia (GenBI) yang merupakan penerima beasiswa dari Bank Indonesia.

Rony Widjiarto yang menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Aceh mengatakan bahwa tahun ini Bank Indonesia memberikan 400 beasiswa pendidikan Strata 1 bagi warga Aceh.

Dia juga memaparkan tentang pentingnya digitalisasi dalam perbankan dan Bank Indonesia telah membuat terobosan baru dalam bidang ini melalui sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang telah banyak digunakan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tanah air bahkan hingga ke negara tentangga yaitu Thailand, Malaysia, dan Singapura. Namun sosialisasi perlu terus digencarkan karena masih banyak pelaku usaha yang masih belum memanfaatkan teknologi ini.

Turut hadir juga Ketua Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia (PIPEBI) Nilam Rony dan segenap pengurus yang memberikan simbolis bantuan sosial kepada tiga masjid dan dayah.

Dalam pelatihan yang dibawakan, Murniati menyampaikan bahwa generasi muda saat ini masih belum terliterasi dengan baik namun telah menggunakan produk dan jasa keuangan maka dari itu mereka tergolong rentan sehingga banyak yang menjadi korban dalam investasi bodong dan pinjaman online ilegal.

Indeks literasi keuangan di Aceh tahun 2022 menurut OJK berada pada 49,87 persen (dibawah dari rata-rata 50,52 persen) dan inklusinya 89,87 persen (di atas rata-rata yaitu 86,73 persen). Kalau gap antara literasi dan inklusi di Aceh tidak segera diperkecil maka korban kasus penipuan dalam hal keuangan akan terus banyak terjadi, ujar Murniati.

Selanjutnya Layyina Humaira Tamanni, putri kandung Murniati Mukhlisin yang juga menjadi pembicara di acara tersebut memberikan motivasi tentang perencanaan keuangan generasi Z yang terkenal dengan generasi Fear of Missing Out (FOMO) atau You Only Live Once (YOLO).

Layyina cukup terkejut ketika banyak peserta yang hadir menyatakan bahwa mereka tidak mencatat uang masuk dan keluar tiap hari.

“Mengapa tidak dicatat? Aduh bahaya ya” ujar Layyina yang tidak begitu lancar berbahasa Indonesia itu. Maklumlah lebih dari separuh hidup Layyina dihabiskan di Inggris dan Malaysia, sekolahnya sejak SD tingkat akhir hingga S1 menggunakan bahasa Inggris, dia juga kerap menggunakan bahasa Inggris dengan keluarga dan temannya.

Layyina memberikan testimoni kepada hadirin kalau dengan mencatat dia bisa mengontrol pengeluaran dan merencanakan keuangannya dengan lebih baik.

Selanjutnya Layyina membimbing para peserta untuk menggunakan aplikasi manajemen keuangan milenial yang dapat membantu penganggaran uang masuk dan belanja.

Murniati menjelaskan bahwa dia sudah mengajarkan anak-anaknya sejak kecil dalam hal perencanaan keuangan dan juga berbisnis.

“Terkadang ketika anak-anak mencatat ada perasaan bersalah karena sudah jajan berlebihan yang kemudian meminta maaf kepada orangtua. Juga mereka selalu berterima kasih kepada orangtuanya karena telah memberikan uang jajan dan biaya sekolah,” cerita Murniati.

Hal ini sangat bagus dalam membina komunikasi antar anggota keluarga, ada keterbukaan dalam masalah keuangan yang berujung menambahkan keakraban katanya lagi.

rep: rahil

Artikel Terkait

Back to top button