FOKUS MUSLIMAH

Bukan Perempuan Biasa

Di luar sana masih banyak ditemui kaum perempuan yang terjebak pada rutinitas kehidupan yang monoton. Pergi pagi pulang sore bahkan kadang sampai malam karena kesibukannya sebagai orang kantoran, sebagai perempuan berselendang karier moncer di pundaknya atau sebagai ibu rumah tangga yang menghabiskan waktunya mengurusi rumah, anak-anak dan keluarganya. Sesekali rehat dengan berselancar di dunia maya, atau rebahan sambil nonton acara televisi yang bertabur kisah selebritis, sinetron ala Indonesia atau suguhan drama Korea. Adakah yang salah dengan rutinitas harian mereka?

Sejatinya posisi perempuan itu istimewa. Ia bisa melakukan peran apa saja. Sebagai seorang pekerja sekaligus ibu rumah tangga. Multi tasking istilah kerennya. Keistimewaan tersebut haruslah disalurkan melalui energi positif untuk fokus dalam perannya. Sebagai perempuan yang sibuk dengan kewajiban mengurus rumah tangga, anak dan keluarga, juga kewajiban sebagai seorang hamba dalam beribadah kepada Sang Pencipta, Allah Subhanahu wata’ala.

Sungguh, Islam telah memberikan posisi yang luar biasa kepada perempuan. Satu sisi sebagai bagian dari keluarga, dan sisi lainnya bagian dari masyarakat. Di dalam keluarga, posisi perempuan adalah istri dan ibu bagi anak-anak. Baik dan buruknya masa depan anak ditentukan pendidikan yang diberikan oleh orang tua, utamanya peran ibu sebagai orang yang bertanggung jawab dalam urusan pendidik pertama dan utama di dalam rumahnya. Tugas ini merupakan amanah terbesar yang diberikan Allah SWT karena akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak, mengemban amanah mulia demi keberlangsungan kehidupan manusia.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Suami adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan dia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (HR Bukhari Muslim).

Sebagai bagian dari masyarakat menjadikan perempuan memiliki peran strategis, mempunyai andil besar untuk melakukan pencerdasan kepada perempuan lainnya. Hebat kan? Peranan kaum perempuan sangat dibutuhkan dalam kondisi kehidupan yang penuh gonjang-ganjing akibat kerusakan tatanan sistem yang tidak berpijak pada aturan Islam.

Berasa bangetkan kejahatan meningkat, kenakalan remaja merebak, kekerasan dalam rumah tangga kerap menjadi pemicu retaknya pernikahan, dan depresi. Bisa jadi hal itu karena kemiskinan yang mendera akibat beratnya beban ekonomi keluarga. Dan seabrek lagi persoalan hidup yang terpampang di depan mata. Itu bukan episode drama yang menjadi tontonan emak-emak. Itu adalah nyata. Lantas emak bisa apa?

Ternyata, emak-emak bisa mengambil bagian dalam mengurusi urusan umat. Umat saat ini sedang sakit akibat sistem yang merusak tatanan hidup. Membiarkan kerusakan itu terus terjadi adalah dosa besar, bahkan abai terhadap persoalan umat adalah sebuah kesalahan. Rasulullah bersabda dalam hadistnya, “Seseorang yang ditetapkan Allah (dalam kedudukan) mengurus kepentingan umat, sementara dia tidak memberikan nasihat kepada mereka (umat), tidak akan mencium bau surga.” (HR Bukhari).

Begitu juga hadits berikut, “Siapa saja bangun di pagi hari dan tidak memperhatikan urusan kaum Muslim, ia tidak termasuk golongan mereka.” (HR Hakim dan Khatib).

Oleh karenanya, ayo mainkan peran sebagai perempuan dengan menjadi agen perubahan. Mengubah kebodohan akibat sistem yang rusak menuju cahaya Islam. Berat ya? Berat kalau sendirian, emak enggak bakal kuat. Biar lebih ringan dan cepat mencapai tujuan, mari berjemaah. Kita sama-sama berdakwah karena dakwah adalah kewajiban. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT, “Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyerukan kebaikan (Islam); memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (TQS ali-Imran: 104).

Para emak pun bisa mencontoh sosok perempuan yang bisa dijadikan panutan, baik sebagai seorang istri bagi suami dan ibu bagi anak-anaknya serta memiliki posisi penting dalam urusan dakwah, yakni istri Rasulullah Saw. Ia lah Khadijah ummul mukminah, perempuan mulia, cantik, cerdas, juga kaya. Waktunya dihabiskan untuk keluarga dan dakwah, kekayaannya dihabiskan untuk membantu dakwah Rasulullah.

Khadijah adalah wanita pertama yang beriman ketika Nabi mengajaknya masuk Islam. Khadijah sebaik-baiknya wanita yang mendukung Rasulullah dalam melaksanakan dakwahnya, baik dengan jiwa harta maupun keluarganya. Peri kehidupannya harum semerbak wangi, penuh kebajikan, dan jiwanya sarat dengan kehalusan. Sungguh, Khadijah adalah bukan perempuan biasa.[]

Yun Rahmawati, Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok.

Artikel Terkait

Back to top button