RESONANSI

Bullying di Pondok Pesantren dalam Perspektif Hadis

Baru-baru ini marak terjadi kasus bullying (perundungan) di lingkungan pesantren.

Bentuk bullying-nya bermacam-macam, mulai dari bentuk verbal dengan mencibir korbannya.

Ada juga bullying fisik berupa penganiayaan terhadap tubuh korban. Pelaku penganiayaan atau bullying ini ada yang dari golongan sesama santri atau bahkan gurunya.

Kasus terbaru yang terjadi di salah satu pondok pesantren Mojo Kediri mengakibatkan korban sampai meninggal dunia dilakukan oleh seniornya pada Jumat, 23 Februari 2024 lalu.

Ada juga kasus di Parepare Sulawesi Selatan penganiayaan terhadap santri berusia 13 tahun yang dilakukan oleh oknum guru pesantrennya.

Selain itu juga ada kasus bullying di salah satu pondok pesantren di Malang yang dilakukan seniornya.

Maraknya fenomena tersebut mengakibatkan nama baik pesantren di Indonesia menjadi buruk. Hal ini dikarenakan tujuan orang tua memasukkan anak ke pesantren dengan mempercayakan sepenuhnya agar mendapatkan pendidikan yang terbaik.

Namun ketika sudah hidup di lingkungan pesantren justru perlakuan tidak baik yang didapatkan. Lantas siapakah yang harus disalahkan atas semua ini?

Pesantren seharusnya menjadi tempat terbaik dalam proses pendidikan santrinya. Namun faktanya tidak semua pesantren seperti yang diharapkan. Padahal dalam pandangan masyarakat, pesantren merupakan tempat pendidikan yang paling sesuai dalam pengamalan prinsip-prinsip pendidikan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.

Lalu dimana letak kesalahannya sampai menyebabkan korban meninggal dunia. Pastinya perilaku bullying atau penganiayaan merupakan perbuatan yang bertentangan dengan sabda Nabi Saw dalam Kitab Shahih Bukhari hadis no. 11 berikut:

حَدَّثَنَا سَعِيْدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيْدٍ الْقُرَيْشِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو بُرْدَةَ بْنُ عَبْدِاللهِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: ” قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِˎ أَيُّ الإِسْلَامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ”.

“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id al-Quraisy berkata, telah menceritakan kepada kami Ayahku berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Burdah bin ‘Abdillah bin Abi Burdah, dari Abi Burdah dari Abi Musa r.a. berkata : “mereka berkata: Ya Rasulallah, apakah Islam yang utama? (Rasulullah) berkata: barangsiapa tidak menyakiti orang lain baik dengan lisan maupun tangannya.”

Dari hadis diatas sudah jelas bahwa menjadi seorang muslim, seharusnya bisa menjaga saudaranya sesama muslim agar tidak merasakan sakit baik dengan lisan ataupun tangannya.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button