RESONANSI

Cara Mudah Belanda dan Oligarki Merobohkan Benteng Pertahanan di Ibu Pertiwi

Di kampung saya banyak terdapat nama-nama kampung Kubu seperti Kubu Sutan, Kubu Tengkudum, Kubu Rogeh, Kubu Cotu sebagainya.

Dan ternyata menurut orang-orang tua memang itu adalah kubu pertahanan masa perang dulu.

Allahyarham ayah saya pernah menceritakan sebuah cara mudah dan licik penjajah Belanda merobohkan dan menaklukkan benteng kubu pertahanan Pribumi di Nusantara.

Dulu katanya, di kampung dan kota terutama yang menjadi kubu pertahanan pemimpin pribumi akan ditumbuhi oleh rimbunan rumpun buluh yang lebat di sekelilingnya.

Tidak mudah penjajah memasuki kampung karena buluh-buluh itu berduri dan jalan masuknya juga rahasia.

Buluh-buluh tersebut menjadi sumber makanan penduduk berupa sayur rebung dan haiwan yang bersarang di dekatnya.

Bukan hanya itu buluh juga digunakan oleh penduduk untuk bahan membuat rumah, pembuluh saluran air dan bahkan senjata yang dikenal sebagai bambu runcing.

Dan sebuah kearifan lokal yang menakjubkan bahwa ternyata buluh-buluh yang rimbun dan tumbuh rapat itu tidak mampu ditembusi oleh meriam dan peluru Belanda karena struktur buluh yang lentur, rapat, padat dan kuat.

Belanda tidak boleh menghampiri, menebang apalagi membakar rumpun-rumpun buluh yang berduri dan rimbun itu karena akan ditombak, dipanah dan kena jebakan masyarakat pribumi yang sudah siap menanti di sana.

Karena kelemahan buluh tidak ditemukan oleh Belanda, maka mereka meneliti apa saja kelemahan pribumi dan ternyata mereka menjumpainya.

Pribumi di suguhkan dengan hiburan rakyat yang mengasikkan sementara para jongos, marsose, antek-antek Belanda menyamar sebagai masyarakat biasa diutus untuk menaburkan berkarung-karung duit siling logam perak ke dalam rumpun bambu pada malam harinya.

Dan di waktu pagi hari seorang pribumi yang kebetulan lalu melihatnya menjerit “duit!!!” yang membuat ratusan masyarakat sekitar baik yang tua, muda kecil dan dewasa datang berebut mengutipnya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button