China Klaim Laut Natuna Utara, Mampukah Negara Menjaga?
Dan dengan sikap permusuhan China dengan mengklaim wilayah yang bukan menjadi haknya, jelas bahwa ada sesuatu dibalik aktivitas-aktivitas China di Perairan Natuna Utara tersebut.
Sikap diam pemerintah atas dugaan pencaplokan wilayah di Laut Natuna Utara sudah diperkirakan oleh beberapa kalangan sebelumnya. Dr. Ian Storey, periset senior dan editor jurnal akademik internasional Contemporary Southeast Asia di ISEAS-Yusof Ishak Institute, badan riset yang berbasis di Singapura mengatakan,
“Indonesia memiliki opsi terbatas, mereka tidak memiliki kekuatan militer atau penjaga pantai untuk mengonfrontasi kapal-kapal China dan mereka juga tidak mau memperkeruh situasi, jadi Indonesia akan terus mengirimkan nota protes diplomatic, mendorong dibentuknya Code of Conduct antara ASEAN dan China, dan menegaskan klaim wilayah dan yurisdiksi dalam ZEEnya.” (bbc.com, 16/9/20)
Sikap ini jelas menunjukkan kepada lawan betapa lemahnya Indonesia. Tahu diri akan sumber kekuatan yang dimiliki terbatas dan tidak mampu melawan raksasa seperti China. Belum lagi China merupakan salah satu investor terbesar di Negeri ini. Dengan utang yang menumpuk seperti ini, China akan lebih mudah mengendalikan jalannya aturan sesuai yang dikehendakinya. Termasuk menyetir pihak-pihak terkait untuk tetap terkondisi di bawah kakinya.
Adakah peluang penjagaan kedaulatan negara jika sudah seperti ini?
Tentunya ada apabila sistem busuk yang mendasarinya inilah yang terlebih dahulu dipangkas habis sampai kepangkal-pangkalnya. Dan mengantinya dengan sistem Islam berbasis akidah bervisi rahmatan lil alamin.
Maka negara yang berdiri di atas sistem ini tidak akan tinggal diam ketika keserakahan manusia menggerogoti wilayahnya. Allah SWT telah memerintahkan penjagaan atas batas wilayah kaum muslimin. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)
Berdasarkan dalil tersebut, tidak ada seorang muslim pun yang akan rela negerinya di injak-injak. Apalagi bagi kepala negara, ia akan bertindak nyata untuk mengalahkan arogansi musuh atas wilayahnya. Islam datang, bumi sejahtera. Wallahu a’lam bishowab.
Amsina, Ketua Komunitas Ruang Sastra Sukamara