Cobaan Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Puluhan karya Ibnu Qayyim beredar luas di seluruh dunia. Di antara karya-karyanya itu adalah:
Karya-karyanya di bidang akidah:
- Ijtima’ al Juyusy al Islamiyah ala Ghazwi al Muatthilah wa al Jahmiyah
- Ar Risalah at Tabukiyah
- Syifa’ al Alil fi Masail al Qadha’ wa al Qadr wa al Hikmah wa at Ta’lil
- Hidayah al Hayari fi Ajwibah al Yahud wa an Nashara
- Al Kafiyah asy Syafiyah
Karya-karyanya di bidang ushul dan fikih:
- I’lam al Muwaqiin an Rabb al Alamin
- Ahkam Ahlu Dzimmah
- Ighatsah al Lahfan fi Hukmi Thalaq al Ghadban
- Tuhfah al Maudud fi Ahkam al Maulud
- Hukm Tarik ash Shalat
- Ath Thuruq al Hukmiyah fi As Siyasah asy Syariyyah
Karya-karyanya di bidang etika, akhlak dan kondisi hati:
- Madarij as Salikin
- Ighatsah al Lahfan min Mashayid asy Syaithan
- Badai al Fawaid
- Hadi al Arwah
- Ad Da’ wad Dawa’
- Raudhah al Muhibbin
Karya-karyanya di bidang hadits, periwayatan dan lain-lain:
- Tahdzib Mukhtashar Sunan Abi Dawud
- Zad al Maad fi Hadyi Khair al Ibad
- At Tibyan fi Aqsam al Quran
- Jala’ al Afham
- At Thibb an Nabawi
- Uddah ash Shabirin
- Al Furusiyah asy Syariyyah
- Al Kali math Thayib wa al Amal ash Shalih (al Wabil ash Shayyib)
- Miftah Dar As Saadah
- Al Manar al Munif fi Ash Shahih wa Adh Dhaif
Pada awalnya Ibnu Qayyim adalah seorang sufi yang sibuk dengan ritual-ritual ziarah kubur dan tarekat-tarekat. Sampai akhirnya Ibnu Qayyim bertemu dengan Ibnu Taimiyah pada tahun 712 H, ia menjadi berubah. Ibnu Taimiyah menerima Ibnu Qayyim dengan sepenuh hati dan penjadi pembimbing ilmu dan dakwahnya. Ibnu Qayyim kemudian menjadi murid Ibnu Taimiyah yang paling dekat dan paling produktif dalam berkarya.
Pada tahun 725 H, Ibnu Qayyim berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Dalam perjalanan pulang, ia mengadakan sebuah pengajian tafsir dan menyampaikan nasihatnya di Masjidil Aqsha. Dalam pengajian itu, Ibnu Qayyim berbicara mengenai persoalan ziarah dan tur ziarah kubur Nabi Ibrahim di Palestina. Ibnu Qayyim menyalahkan kegiatan yang menyimpang syariat dalam ziarah kubur.
Tak ayal, berkobarlah kemarahan orang terhadap Ibnu Qayyim. Mereka mengadukannya kepada Qadhi Qudhat (Hakim Agung) dan kemudian Qadhi menetapkan Ibnu Qayyim telah murtad dan mesti dijatuhi hukuman mati. Mereka kemudian memprovokasi orang-orang untuk menentang Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan kawan-kawannya.
Mereka kemudian menangkap Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim, Ibnu Katsir, al Kutbim al Barzali dan lain-lain. Mereka kemudian menyiksa dan mencaci maki ulama-ulama itu di Damaskus. Ibnu Qayyim dipukuli dihadapan hakim dan penguasa. Ia juga diarak dengan keadaan badan terbalik di atas keledai berkeliling Damaskus, seperti hukuman yang diterapkan kepada pencuri.
Ibnu Qayyim dan Ibnu Taimiyah akhirnya dimasukkan dalam penjara. Ibnu Taimiyah wafat pada tahun 728 H. Setelah wafatnya Ibnu Taimiyah dalam penjara, Ibnu Qayyim kemudian dibebaskan. Di dalam penjara, Ibnu Qayyim banyak beribadah, membaca Al-Qur’an, mentadabburinya dan menelaah berbagai ilmu Islam.
Selepas dari penjara, Ibnu Qayyim melanjutkan perjuangan dan madrasah yang dibangun Ibnu Taimiyah. Ia juga terus menulis karya dan karya-karyanya dinikmati oleh umat Islam di seluruh dunia hingga kini.[]
(Nuim Hidayat)
Sumber: Cobaan Para Ulama karya Syaikh Syarif Abdul Aziz, Pustaka al Kautsar, 2012.