Debat Cawapers: Benarkah Ma’ruf Amin lebih Unggul?
Para pendukung Jokowi menilai Ma’ruf menang debat karena penampilannya, terutama dalam menyampaikan visi dan misi, jauh melampaui harapan.
Diam-diam ada semacam kekhawatiran yang besar terhadap Ma’ruf. Pada debat pertama antar-paslon, Ma’ruf kelihatan demam panggung. Jokowi main aman. Dia tidak memberi banyak kesempatan Ma’ruf bicara. Jokowi tadi malam juga sempat hadir sebentar untuk memastikan semuanya berjalan baik.
Penampilan Ma’ruf tadi malam cukup meyakinkan. Sebagai da’i berpengalaman, dia tampil percaya diri. Seperti diperkirakan dia juga sempat menyerang kubu paslon 02.
Pada saat penyampaian pernyataan penutup Ma’ruf dengan gagah bersumpah akan memerangi fitnah dan hoax. Dua isu ini menjadi senjata andalan kubu paslon 01 untuk menyerang kubu paslon 02.
Sayangnya seperti Nixon, casing Ma’ruf tidak mendukung. Usia Ma’ruf bahkan jauh lebih tua dari Nixon. Dia berusia 76 Tahun pada 11 Maret lalu. Sandi pada saat debat dimulai, sempat menyampaikan selamat ulang tahun. Sebuah serangan halus untuk mengingatkan publik, bahwa Ma’ruf sudah tua.
Tanpa diingatkan sesungguhnya publik juga sudah bisa melihat sendiri. Wajah Ma’ruf terlihat lelah. Jalannya tertatih. Seorang pemirsa ada yang sempat meng-capture jas yang dikenakan posisinya tidak simetris. Panjang sebelah.
Bagi yang cermat juga pasti sempat memperhatikan. Format panggung kali ini berbeda dengan dua debat sebelumnya. Di setiap jeda, kandidat bisa duduk. Disediakan sebuah kursi. Tidak seperti debat sebelumnya, paslon berdiri sepanjang perdebatan.
Format kali ini tampaknya disediakan untuk mengakomodir kesehatan Ma’ruf. Seperti Nixon, Ma’ruf mengalami cidera di kakinya akibat terjatuh. Ada yang menyebut dia terjatuh di kamar mandi. Ma’ruf bahkan harus beristirahat dan dilarang bepergian hampir dua bulan. Jauh lebih lama dibanding Nixon.
Secara kebetulan pula penampilan Sandi mengingatkan publik pada Kennedy. Dengan usia sedikit lebih tua, tampilan Sandi juga flamboyan. Dia juga digilai oleh emak-emak. Dalam setiap kunjungannya ke berbagai daerah banyak emak-emak muda (makmud) yang termehek-mehek ketika bertemu Sandi.