Debat Keempat: Salam Perpisahan Jokowi?
Jokowi bahkan hanya memanfaatkan waktu selama satu menit lima puluh detik dari total empat menit waktu yang disediakan. Ketika Retno Pinasti moderator debat mengingatkan masih ada waktu yang tersisa, Jokowi menolak dan langsung duduk.
Ketika mendapat giliran menyampaikan kata penutup, Prabowo sejenak seperti orang kebingungan. Dia tak menduga Jokowi akan menyampaikan kalimat seperti itu. Prabowo kemudian mencoba menetralisir sikapnya yang menekan Jokowi tanpa henti sepanjang debat.
Prabowo menyambut pernyataan Jokowi yang akan tetap menjaga persahabatan. Dia juga sejenak terbawa langgam Jokowi. “Saya ini separuh Banyumas, separo Minahasa. Kalau Bapak kan orang Solo. Halus. Banyumas ini Bataknya orang Jawa,“ ujarnya.
Ketika menyadari, Prabowo langsung tertawa sambil mengangkat tangannya. “clossing statement kok jadi begini?” Ucapan Prabowo itu disambut tawa meriah dari hadirin.
Emotional breakdown
Ada apa dengan Jokowi? Mengapa dia seperti seorang prajurit kalah perang. Menyerah sebelum pertempuran berakhir. Mengapa dia sangat cepat mengibarkan bendera putih?
Naik sepeda adalah metafora sebuah perjalanan. Dan dalam perjalanan terkadang kita harus terhenti. Baik karena takdir, maupun karena……… rantai putus……….
Kendati disampaikan secara simbolis, namun pesan Jokowi sangat jelas. Terang benderang. Cetho welo-welo, kata orang Jawa. Tidak perlu ada penafsiran lain.
Sejak memasuki arena panggung debat, penampilan Jokowi sudah tidak meyakinkan. Dia seperti orang yang mengalami emotional breakdown, nervous breakdown.
Tampilannya seperti seorang petinju yang terpaksa naik ring. Dia sudah kalah sebelum bertanding. Padahal dia juara bertahan yang harus mempertahankan sabuk juaranya.