Demokrasi Liberal vs Demokrasi Islam
Dalam demokrasi Islam, hal-hal yang jelas dilarang oleh Al-Qur’an (dan Hadits) harus dilarang, tidak bisa dikompromikan atau dimusyawarahkan. Misalnya karena rakyat banyak yang ingin pelacur, atau ingin minuman keras, maka diadakan pelacuran atau minuman keras seperti dalam demokrasi liberal. Pelacuran, perjudian, minuman keras, pembunuhan, pencurian/korupsi, pemerkosaan, makanan babi dan semacamnya dilarang tegas dalam demokrasi Islam.
Dalam demokrasi Islam, masyarakat dididik dengan Al-Qur’an, sejak kecil. Al-Qur’an menjadi pedoman bagi individu, keluarga, masyarakat, negara dan dunia. Al-Qur’an ditanamkan dam disosialisasikan di rumah-rumah, sekolah, kampus, masjid, tempat-tempat pertemuan, lembaga-lembaga negara, tempat-tempat pariwisata, dan lain-lain.
Al-Qur’an menjadi dasar negara. Al-Qur’an menjadi dasar untuk pengaturan dunia. Al-Qur’an menjadi sumber hukum, dasar perpolitikan, dasar ekonomi, dasar pendidikan, dasar budaya, dasar hubungan dengan masyarakat dan lain-lain.
Lihatlah sejarah ketika para ilmuwan Islam yang menjadikan Qur’an sebagai landasan hidupnya mewarnai dunia. Ibnu Sina, Al Farabi, Imam Ghazali, al Khawarizmi, al Kindi, Imam Syafii, Ibnu Taimiyah, Ibnu Katsir, Fakhruddin ar Razi, Ibnu Qayyim, Imam Bukhari, Imam Muslim, Hasan al Bana, Abul Ala Maududi, Taqiyuddin an Nabhani, Mohammad Natsir dan lain-lain.
Individu, keluarga, masyarakat atau negara yang diwarnai oleh Al-Qur’an insya Allah ia akan jadi mulia.
Mengapa Al-Qur’an perlu menjadi landasan negara dan dunia? Ya karena Al-Qur’an adalah wahyu dari Yang Maha Mencipta. Kalimat-kalimat Al-Qur’an tidak berasal dari manusia yang lemah, yang seringkali pemikirannya dibatasi oleh waktu dan kondisi lingkungan zamannya. Kalimat-kalimat Al-Qur’an penuh mukjizat menerobos ruang dan waktu. Negara dan dunia menjadi kokoh bila landasannya adalah Al-Qur’an.
Al-Qur’an, wahyu dari Yang Maha Mengetahui menyatakan,
“Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS Hud 1)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS Fushilat 41-42)
“Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung.” (QS al Hijr 87)
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,” (QS al Isra’ 9)
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS an Nahl 89)
“Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al-Qur’an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran. (Ialah) Al-Qur’an dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.” (QS az Zumar 27-28)