DAERAH

Dewan Da’wah Jabar Syahadatkan Kembali Satu Keluarga Korban Pemurtadan

Bandung (SI Online) – Salah satu tantangan dakwah di Indonesia, khususnya di Jawa Barat adalah membendung sekaligus melawan upaya pendangkalan akidah bahkan pemurtadan terhadap umat Islam. Upaya kaum misionaris tersebut sejatinya telah berlangsung jauh sebelum Indonesia merdeka hingga saat ini.

Hal ini seperti yang dialami oleh SI (suami) dan AM (istri) dan IM (anak) dimana satu keluarga ini menjadi kisah nyata diantara sekian orang Muslim yang pernah dimurtadkan dari keyakinannya yakni agama Islam. Keluarga ini terkecoh dengan tipu muslihat para misionaris yang memiliki sejuta amunisi untuk memurtadkan umat Islam

Dalam pengakuannya kepada Ketua Dewan Da’wah Jawa Barat Ustaz Muhammad Roinul Balad, SI dan AM mengatakan, modus misionaris yang dilakukan oleh Kaka Havri yang terlihat kali ini yaitu dengan cara memberikan pinjaman uang kepada ibu AM. Kemudian dengan perlahan membuat mereka bingung dengan agamanya sendiri yaitu Islam, dan pada akhirnya membaptis satu keluarga ini melalui perantara misionaris lainnya (bernama Yosep).

“Menurut pengakuan ibu AM dirinya mengenal Kaka Havri ini sebagai tukang minjamkan uang atau biasa disebut rentenir atau bank keliling sekira 10 tahun yang lalu. Havri ini selain tukang minjamkan uang ternyata dia juga sebagai pendoa di gereja Haris Bandung. Dalam obrolannya Kaka Havri mengatakan ke ibu AM bahwa ibu AM akan dilawat oleh Yesus, maka semenjak itu ibu AM kadang suka merasa ada yang mendatangi dan mengaku sebagai Yesus selain itu dia juga sering mendengar bisikan di telinganya dan bisikan itu dia yakini sebagai suara Yesus,” ungkap Ustaz Roin menirukan kisah ibu AM.

Ustaz Roin menambahkan hingga akhirnya sekira setahun yang lalu ada yang telepon kepadanya (ibu AM) yang belakangan diketahui namanya ibu Mintarsih dari Ciawitali Citeureup, Cimahi dan menawarkan untuk mendoakan dirinya ternyata Mintarsih juga adalah bagian dari misionaris masih satu grup dengan Kaka Harvi dan akhirnya Bu AM ini dibawa ke rumah ibu Eli / bapak Yosef di daerah Cipageran Asri yang juga ternyata adalah pendeta dan di rumah Cipageran Asri Cimahi. Di tempat ini Ibu AM dibaptis basah dengan cara dibimbing oleh dua orang pendeta masuk ke dalam kolam air yang sudah disiapkan.

Setelah ibu AM dibaptis, sambung Ustaz Roin, tiga bulan kemudian menyusul anaknya yang bernama IM yang dibaptis dan terakhir tiga bulan kemudian suaminya yakni bapak SI dibaptis juga. Jadi lengkap sudah suami istri dan satu anaknya dibaptis.

Maka semenjak itu sekeluarga ini meninggalkan shalat lima waktu dan setiap hari Ahad ikut ibadah di gereja GBI Sukawarna Pasirkaliki atau gereja Haris jalan Peta di Kota Bandung. Selain setiap Ahad ke gereja mereka juga sering baca Al Kitab di rumahnya yang merupakan pemberian dari pendetanya.

“Alhamdulillah pada Senin (1/1/2024) yang bertepatan dengan tahun baru masehi, tim dari Dewan Da’wah Jawa Barat berhasil menemui mereka sekeluarga di rumah kontrakannya di daerah Cibeureum Kota Bandung. Setelah ada obrolan ringan dan dialog terkait ketuhanan Yesus, alhamdulillah ketiganya menyatakan mau kembali bersyahadat dan masuk Islam lagi. Sebab, merasa ada yang ganjil selama ini sehingga seolah-olah tidak sadar saat mau dibaptis,” jelas Ustaz Roin.

Prosesi syahadat yang penuh haru tersebut dipimpin langsung oleh Ustaz Roin di Pusdiklat Dewan Da’wah Jawa Barat di Komplek Pakusarakan Ngamprah Kab. Bandung Barat.

Setelah ikrar syahadat ketiganya langsung di beri hadiah pakaian muslim dan muslimah serta melaksanakan Shalat Zuhur berjamaah.

“Untuk pembinaan dan pengawalan para muallaf tersebut insyaallah kami akan mengontrakkan rumah untuk keluarga tersebut dan lokasinya akan dipindahkan supaya tidak di datangi lagi oleh para misionaris yang pernah memurtadkannya,” pungkas Ustaz Roin. []

Artikel Terkait

Back to top button