Di Ambang Kemenangan, Prabowo Tak Terbendung
Fenomena yang sama juga terlihat di media sosial. Mesin pemantau percakapan Drone Emprit berkali-kali menyampaikan analisisnya. Akun pendukung paslon 01 banyak didominasi akun robot untuk memicu percakapan. Sebaliknya akun pendukun paslon 02 adalah akun riil. Akun robot hanya ramai di medsos, namun mereka tidak memilih.
Jangan terprovokasi
Solid dan membludaknya massa pendukung Prabowo-Sandi ini tentu sangat mengkhawatirkan. Jika dibiarkan kemenangan mereka hanya tinggal menunggu waktu.
Berbagai provokasi dilakukan. Mulai dari level akar rumput sampai pembentukan opini di media. Di sebuah video dua wanita tua pendukung paslon 02 diprovokasi oleh sejumlah pendukung paslon 01. Sampai terjadi dorong-dorongan dan umpatan yang tak pantas. Video ini tampaknya sengaja diedarkan untuk memicu kemarahan.
Menko Perekonomian Luhut Panjaitan melontarkan sebuah statemen ada yang ingin mengganti idiologi Pancasila melalui Pilpres 2019. Mantan Ketua BIN Hendropriyono malah lebih tegas lagi. Dia menyatakan Pilpres 2019 bukan pertarungan Jokowi-Ma’ruf vs Prabowo-Sandi, namun pertarungan kelompok pro Pancasila versus pro Khilafah.
Keluarnya jenderal senior seperti Hendropriyono dari sarang menunjukkan situasi sangat genting. Dia harus terjun langsung ke gelanggang menyelamatkan Jokowi. Sayangnya mereka melakukan dengan cara tak terpuji. Menggunakan isu yang memecah belah. Isu agama.
Melihat situasi seperti itu mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sampai harus turun. Akun @gatot_nurmatyo Jumat (29/3) mencuit : “Jangan lupakan sejarah dan jangan mau dipecah belah sama orang2 yang haus kekuasaan !!!!”
Gatot juga meng-upload kliping berita lama yang memuat pernyataan Jenderal Besar Abdul Haris Nasution saat menjadi Ketua MPRS. “Isue tentang Negara Islam, Gerpol PKI/Orla Setjara Menipu Mempertentangkan Pantjasila dan Islam.
Kendati tidak menyebut nama, sangat jelas kepada siapa cuitan Gatot ditujukan. Sejak masih aktif sebagai Panglima TNI, Gatot sangat getol menyuarakan bahaya laten PKI. Dia juga menginstruksikan agar markas-markas TNI di seluruh Indonesia menggelar nonton bareng Film Pengkhianatan G-30S/PKI setiap tanggal 30 September.
Gatot benar, sejarah mengajarkan kepada kita PKI mencoba meraih kekuasaan melalui cara-cara mengadu domba rakyat, dan umat beragama.