OPINI

Di Balik Masifnya Narasi Radikalisme

Isu Radikalisme saat ini tengah membahana di seluruh pelosok negeri. Isu ini di-framing sebagai masalah utama yang sangat membahayakan negara. Untuk menangkal radikalisme Presiden Jokowi meminta beberapa menterinya untuk ikut menangani isu ini.

Mendagri berencana membuat tim pengawasan radikalisme hingga kecamatan. Menteri agama akan menghapus materi materi pelajaran yang dianggap radikal dari kurikulum sekolah di bawah Kemenag. Di daerah-daerah, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat juga bergerak menangkal radikalisme.

Tak hanya itu untuk kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) diluncurkan kanal pelaporan untuk menampung pengaduan masyarakat terhadap ASN yang terindikasi terpapar radikal. Penanganan radikalisme di kalangan ASN juga dilakukan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) yang disepakati oleh 12 kementerian/lembaga yakni Kemen PAN/RB, Kemenko Polhukam, Kemendagri, Kemendag, Kemenkominfo, Kemendikbud, Kemenhumham, BIN, BNPT, BIPP, BKN, dan KASN. (Cnn Inonesia 12/11/2019).

Meski tolok ukur radikalisme ini belum jelas, namun dari berbagai diksi dan narasi menunjukkan bahwa yang dimaksud radikalisme adalah ajaran Islam kaffah. Hal itu bisa dibuktikan, selama ini yang sering dituduh sebagai tempat penyebaran radikalisme adalah masjid. Sejarah Kebudayaan Islam di sekolah-sekolah dicurigai sebagai penyemaian kader radikal. Para Ustadz dan ulama yang mengajarkan Islam kaffah dianggap radikal.Bendera tauhid disebut sebagai bendera kelompok radikal. Khilafah yang merupakan ajaran Islam yang agung dinyatakan sebagai ideologi radikal.

Lebih parah lagi, Menkopolhukam Mahfudz MD malah menyebut anak kecil yang tidak mau bermain dengan lawan jenisnya karena bukan mahramnya dianggap radikal. Menteri Agama juga mengancam pemakai cadar dan celana cingkrang dikeluarkan dari instansinya jika tidak meninggalkan jenis pakaian tersebut.

Radikalisme adalah istilah Barat yang digunakan sebagai alat untuk menyerang dan menghambat kebangkitan Islam demi melanggengkan hegemoni ideologi Kapitalis sekuler. Setidaknya ada empat tujuan Barat dalam melancarkan isu radikalisme ini. Pertama, menumbuhkan keraguan pada umat Islam akan kebenaran Islam, sehingga tumbuh sikap netralitas dan relativitas terhadap ajaran Islam. Jika masih ada seorang Muslim yang secara fanatik memahami Islam mereka akan dicap sebagai radikalis, fundamentalis bahkan teroris.

Kedua, menghilangkan rasa bangga terhadap ajaran Islam dengan cara memberikan stigma buruk terhadap islam. Dampaknya adalah menggejalanya rasa rendah diri pada umat Islam, Islamopohia, dan pemujaan pada Barat.

Ketiga, akulturasi peradaban dan pemikiran. Dampaknya, umat Islam akan terjebak dalam pemikiran pluralisme agama. Bahwa semua agama adalah sama.

Keempat, westernisasi segala aspek kehidupan kaum Muslimin. Paradigma Barat dijadikan kiblat kaum Muslimin dengan meninggalkan ajaran dan tsaqofah Islam. Melalui berbagai bidang seperti fun, fashion, film dan food Barat terus memprogandakan ideologinya.

Target dari propaganda ini adalah menghancurkan kekuatan Islam politik. Barat punya kepentingan untuk mempertahankan eksistensinya di negeri-negeri Islam dalam menguasai ekonomi dan sumber daya alam.

Umat Islam dianggap sebagai potensi kekuatan yang bisa melawan imperialisme Barat. Fakta menunjukkan, diantara berbagai peradaban yang eksis saat ini, hanya Islam yang pernah menakutkan Barat. Dalam buku terkenalnya, “Clash of Viviilizations and the Remaking of World Order”, Huntington menyimpulkan, “Islam is the only civilization which has put the survival of the West in doubt, and it has done that al least twice” (Islam adalah satu-satunya peradaban yang telah menempatkan keberlangsungan peradaban Barat dalam keraguan, dan ini telah terjadi sekurangnya dua kali).

Secara historis, Islam pernah menaklukkan Barat selama beratus-ratus tahun. Islam berkuasa di Spanyol selama hampir 800 tahun (711-1492). Jatuhnya Konstantinopel tahun 1453, oleh Turki Uthmani di bawah pimpinan Sultan Muhammad al Fatih, juga merupakan pukulan berat bagi Barat.

Inilah mengapa Barat sangat khawatir peradaban yang hampir lenyap selama seabad ini bangkit kembali. Umat Islam dianggap sebagai potensi kekuatan yang bisa melawan imperialisme Barat. Makanya Barat menggunakan tangannya di dunia Islam untuk menghancurkan benih-benih kekuatan Islam dengan meminjam tangan kaum Muslim yang mengikuti mereka.

Isu radikalisme jelas bukan isu yang bergulir alami. Isu ini direkayasa sedemikian rupa sehingga mengarah pada satu sasaran yaitu Islam. Karena itu diperlukan upaya sistematis agar rekayasa Barat menyerang Islam mengalami kegagalan. Di antara upaya itu adalah:

Pertama, menanamkan kesadaran politik. Banyaknya kaum muslimin yang terpengaruh berbagai propaganda Barat termasuk isu radikalisme adalah karena rendahnya kesadaran politik umat Islam. Karena itu harus ada upaya membongkar skenario Barat agar diketahui secara terbuka oleh umat Islam. Umat Islam harus disadarkan bahwa isu radikalisme adalah bagian dari upaya Barat untuk memerangi Islam. Umat Islam tidak boleh terpengaruh apalagi terlibat dalam upaya memerangi radikalisme.

Kedua, membina umat dengan pemikiran Islam. Tidak cukup hanya dengan membongkar skenario Barat terhadap umat Islam. Harus ada upaya sistematik dan berkesinambungan untuk membina umat islam dengan pemikiran Islam. Memberikan gambaran utuh tentang Islam serta menyampaikan seluruh ajaran Islam tanpa kecuali, mulai dari akidah, ibadah, syariah, hingga khilafah. Mendakwahkan seluruh ajaran Islam tidak boleh berhenti apapun resikonya, jika kita berhenti mendakwahkan Islam memang ini yang diharapkan mereka.

Ketiga, memiliki kekuatan politik untuk menghadapi propaganda musuh islam. Saat ini terjadi pertarungan yang tidak seimbang. Di satu sisi ideologi kapitalisme diemban oleh berbagai negara, di sisi lain saat ini islam hanya diemban oleh individu dan kelompok dakwah. Agar pertarungan melawan propaganda Barat menjadi seimbang, umat islam harus memiliki kekuatan politik.

Demikianlah dengan terus melakukan dakwah penyadaran kepada umat akan bahaya narasi radikalisme serta membangun narasi Islam di benak umat, akan terjadi gelombang kesadaran akan pentingnya memperjuangkan penerapan islam kaffah. Dengan penerapan Islam kaffah dijamin akan memberikan kebaikan bagi seluruh manusia dan alam semesta. Wallahu a’lam bishshawab.

Irianti Aminatun

Artikel Terkait

Back to top button