SUARA PEMBACA

Di Balik Musibah Gempa Cianjur

Implementasi Mitigasi Bencana Lemah

WHO menyatakan, bahwa Indonesia merupakan daerah rawan bencana dan tinggi terdampak bencana.

Bahkan analisis Bank Dunia (2018) menempatkan Indonesia di peringkat 12 dari 36 negara yang akan menghadapi risiko terbesar akibat bencana alam.

Sayangnya, implementasi mitigasi bencana di Indonesia masih lemah. Seolah negara tidak peka mengantisipasi atau salah fokus dalam mencegah bencana dan baru bergerak tatkal bencana melanda.

Kendala anggaran terus menjadi momok negeri. Rata-rata nilai kerusakan yang dialami 15 tahun terakhir mencapai sekitar Rp20 triliun per tahun. Dan justru anggaran negara seringnya digunakan untuk proyek dan agenda yang kurang tepat sasaran sebagaimana perpindahan ibu kota negara.

Sekulerisme Mengundang Azab Allah SWT

Selain analisa di atas, sebagai umat muslim kita perlu merenungi dan bermuhasabah sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Saw saat terjadi gempa di Madinah. Nabi Saw menoleh ke arah para sahabat dan berkata,

“Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian… maka jawablah (buatlah Allah ridha kepada kalian)!”.

Maka, perlulah kita melihat. Dosa apa yang ada di Cianjur.

Cianjur yang dijuluki kota santri, rupanya tak membuat penduduknya dekat dengan Illahi Rabbi. Tersebab sistem sekulerisme hari ini, Cianjur menjadi pusat prostutusi.

Gadis muda dan ladyboy Cianjur berada dalam pusaran bisnis seks (headtopucs.com,15/02/2020). Selain itu, Cianjur juga menjadi sarang L98T.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button