NASIONAL

Di Era Digital, Jangan Lalai Cintai Ibu

Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi meluruskan makna peran ibu dan perbedaan dalam memperingatinya.

Kata Kiai Muhyiddin, peringatan Hari Ibu versi Indonesia sejak 1959 di era orde lama berbeda makna dari peringatan hari ibu international “Mother’s Day” itu sejak 10 Mei 1910 di Amerika Serikat.

“Di Indonesia diperingati secara nasional untuk mengenang kembali jasa seorang ibu dan pejuang wanita dalam berjihad meraih kemerdekaan dan kesetaraan gender,” ujarnya kepada Suara Islam, Kamis (22/12/2022).

Sementara itu, kata Kiai Muhyiddin, dalam pandangan Islam Hari Ibu tak mengenal hari dan tanggal serta tahun tapi penghormatan terhadap Ibu menjadi bagian integral dari ajaran inti agama Islam. Jadi dilakukan setiap saat.

“Bahkan secata teologis penghormatan terhadap Ibu dan Ayah menempati urutan ketiga setelah menyembah Allah dan mentaati perintah Nabi Allah,” jelas Ketua Dewan Pembina Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI) itu.

Ia menjelaskan, begitu banyak perintah Allah dan Rasulullah tentang keharusan menghormati kedua orang tua, terutama Ibu dimana intinya adalah kesuksesan, kejayaan dan keberkahan seorang anak tergantung keridloan dan doa ibu dan Ayah setelah Allah.

Namun, kata Kata Kiai Muhyiddin, di era digital saat ini dimana manusia sangat sibuk dengan aktivitas rutin kesehariannya, sering abai terhadap kewajiban mutlak tersebut dan cenderung menempatkannya di urutan terakhir.

“Ini adalah dampak negatif dari pemahaman agama yang minim dan kecenderungan umat manusia yang lebih mengutamakan hasil pemikiran logika,” tandasnya.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button