Di Pertemuan PBB, Presiden Palestina Tolak ‘Deal of The Century’ ala Trump
Washington (SI Online) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Selasa (11/2) menolak rencana pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk perdamaian Timur Tengah dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk membantu Palestina meluncurkan upaya negosiasi baru.
Dalam pidatonya selama 36 menit di hadapan Dewan Keamanan PBB, Abbas mengkritik rencana AS yang memberikan hampir semua tuntutan Israel dan menyisakan Palestina “kepulauan” wilayah dan negara pada peta terlihat seperti “keju Swiss”.
“Kami menyerukan untuk mengakhiri pendudukan dan mendirikan negara Palestina. Rakyat kami tidak akan menyerah dan kita tidak akan menyerah. Kami akan terus menuntut hak kami. Jika Anda memberi kami hak-hak kami, maka kami akan mendukung Anda,” kata Abbas kepada majelis beranggotakan 15 negara.
Presiden Palestina itu juga menyatakan kesiapannya untuk bernegosiasi dengan Israel.
“Saya siap untuk memulai negosiasi, karena saya selalu siap, jika kita memiliki mitra di Israel yang siap untuk perdamaian, siap untuk negosiasi di bawah sponsor Kuartet internasional dan berdasarkan parameter yang disepakati secara internasional,” ungkap dia.
Abbas menyerukan perluasan Kuartet Timur Tengah – AS, Inggris, Uni Eropa dan Rusia – yang di masa lalu memainkan peran utama dalam pembicaraan damai, tetapi dalam beberapa tahun terakhir kurang aktif.
“Saya mengimbau Kuartet internasional dan saya meminta anggota Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan konferensi internasional untuk perdamaian,” ujar Abbas.
Namun, Palestina tampaknya tidak memiliki cukup dukungan di Dewan Keamanan pada pemungutan suara, Selasa (11/2), untuk memberikan resolusi yang mereka dukung, yakni versi asli yang mengkritik perampasan tanah Israel dan rencana AS.
“Kami tidak akan melakukan kekerasan atau terorisme. Tidak peduli seberapa kuat serangan terhadap kami, kami percaya pada perdamaian. Kami percaya dalam memerangi kekerasan dan karenanya kami tidak akan menggunakan kekerasan. Kami bersedia bekerja sama dengan negara mana pun melawan terorisme dan kekerasan,” tegas Abbas.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan apa yang disebut “Deal of The Century atau kesepakatan abad ini” pada 28 Januari, yang menyebutkan Yerusalem sebagai “ibu kota Israel yang tidak terbagi” dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar wilayah Tepi Barat.
sumber: anadolu