Dituding Dukung Taliban, JK: Kalau Indonesia Diduduki 190 Ribu Pasukan Asing, Anda Mau Perang atau Tidak?
Jakarta (SI Online) – Mantan Wakil Presiden RI HM Jusuf Kalla (JK) selama ini dikenal sebagai seorang tokoh perdamaian. Baik untuk konflik dalam negeri maupun internasional.
Di dunia internasional, JK ikut terlibat dalam proses perdamaian di Afghanistan. JK dua tahun yang lalu menerima kedatangan para petinggi Taliban di Jakarta.
Karena itu, saat kelompok pejuang Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Ahad, 15 Agustus lalu, muncul tudingan bila politisi yang juga pengusaha itu adalah pendukung Taliban.
Baca juga: Jusuf Kalla: Jangan Dikira Taliban itu Kecil, Negara-Negara Besar Mereka Kalahkan
Dengan santai, JK dalam tayangan Mata Najwa yang diunggah ulang dalam kanal YouTube Najwa Shihab, 26 Agustus 2021 lalu, menjelaskan bahwa yang terjadi di Afghanistan adalah pendudukan Amerika Serikat. Bahasa lainnya adalah penjajahan.
“Kalau Indonesia ini diduduki pasukan asing 190 ribu, anda marah atau tidak, anda mau perang atau tidak? Kalau tidak mau perang artinya anda siap…senang untuk dijajah,” kata JK ringkas tapi menohok.
JK meluruskan, yang terjadi di Afghanistan adalah pendudukan oleh Amerika selama 20 tahun terakhir. Bukan masalah aliran atau ideologi.
“Itu yang terjadi sebenarnya, pendudukan. Jadi bukan aliran ideologi yang menonjol,” kata Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu.
Wakil Presiden RI dua periode itu sekali meluruskan bahwa Taliban adalah urusan internal Afghanistan. Taliban fokus mengurus domestik, tidak berusaha untuk mempengaruhi pihak luar. Hal itu bisa dilihat saat mereka berkuasa pada 1996-2001 lalu.
Saat ini pun, lanjut JK, pemerintahan Taliban juga akan mengalami kesulitan ekonomi. Baik untuk membiayai pasukan maupun pemerintahan.
Selama menduduki Afghanistan, ungkap JK, Amerika Serikat telah mengeluarkan biaya dua triliun dollar. Angka itu setara hampir Rp30 ribu triliun alias 12 tahun APBN Indonesia. Karena itu selama ini rezim Afghanistan tenang-tenang saja, sebab mereka dibiayai Amerika Serikat.
Agar perekonomian Afghanistan berjalan, maka Taliban ingin memperbaiki hubungan internasionalnya. “Dia tidak akan sibuk bicara ideologi, tapi bagaimana menjalankan negaranya,” kata JK.
Selain itu, JK juga menegaskan dirinya tidak khawatir atas glorifikasi kebangkitan Taliban akan membangkitkan sel tidur teroris di Indonesia.
“Saya tidak khawatir itu, apakah 1996 (kemenangan pertama Taliban, red) lalu ada pengaruhnya kan nggak pengaruh. Yang ada pengaruhnya itu ISIS dan Al-Qaeda, itu sudah bukan dari sana,” pungkas JK.
red: farah abdillah