INTERNASIONAL

Jusuf Kalla: Jangan Dikira Taliban itu Kecil, Negara-Negara Besar Mereka Kalahkan

Jakarta (SI Online) – Sesuai perjanjian dengan Taliban di Doha, Qatar, pada 29 Februari 2020 lalu, tanggal 31 Agustus 2021 adalah batas akhir penarikan seluruh pasukan asing di Afghanistan.

Amerika sendiri pada tengah malam menjelang tanggal 31 Agustus, telah mengevakuasi seluruh pasukannya. Hal ini disambut gembira oleh rakyat Afghanistan.

Mantan Wakil Presiden RI dua periode, HM Jusuf Kalla, dalam acara Mata Najwa yang disiarkan stasiun Trans TV dan diunggah ulang melalui kanal YouTube Najwa Shihab, 26 Agustus 2021 lalu, menjelaskan secara gamblang duduk persoalan Taliban dan perjuangan rakyat Afghanistan.

Baca juga: Semua Tentara AS Tinggalkan Afghanistan, Taliban: Kami Merdeka Sepenuhnya

JK menjelaskan, Afghanistan dalam sejarahnya adalah negara yang penuh dengan konflik. Selam 50 tahun terakhir, telah berganti 16 kepala negara. Sistem dan penguasanya pun berubah-ubah: kerajaan, sekuler, komunis, mujahidin, Taliban, pro-Amerika dan saat ini kembali lagi ke Taliban.

“Jadi sejarah negeri itu memang sejarah konflik. Tapi yang hebat dari negeri itu ialah mengalahkan semua negara besar. Mengalahkan Inggris, Soviet, mengalahkan Amerika. Jadi jangan dikira Taliban itu kecil, negara besar itu mereka kalahkan,” ungkap JK.

Mengenai perjuangan kelompok Taliban, JK meluruskan bahwa sejatinya adalah persoalan internal Afghanistan. Mereka ingin menguasai dan mengatur negeri mereka sendiri. Hal ini berbeda dengan Al-Qaeda atau ISIS yang ingin menguasai dunia.

“Pembicaraan tiga tahun dengan mereka, empat kali saya ketemu saya undang, itu berbicara soal internal saja. Tidak ada isu bahwa dia ingin memperluas (kekuasaan/wilayah),” ungkap Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu.

JK menjelaskan, memerintah sebuah negara itu tidak mudah. Hatta bagi Taliban. Apalagi kemanangan Taliban, kata JK, juga bukan semata karena kekuatan senjata. Melainkan karena Amerika sudah capek menduduki Afghanistan 20 tahun lamanya.

“Jadi Amerika mencari exit permit-nya. Sehingga dibikin perjanjian, karena itu Amerika katakan ini beda dengan Vietnam,” lanjutnya.

Mengenai kemungkinan adanya pengaruh Taliban terhadap radikalisme di Indonesia, JK menegaskan, sejak dahulu orang radikal sudah ada, teror juga sudah ada, baik ada atau tidak ada Taliban.

“Ada tidak ada kemenangan Taliban, tetap ada kelompok teror,” kata JK.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button