INTERNASIONAL

Diwarnai Kekerasan, Koalisi Hizbullah Unggul Pemilu Lebanon

Beirut (SI Online) — Hizbullah dan sekutu politiknya (Gerakan Amal) memenangkan lebih dari separuh kursi dalam pemilihan parlemen Lebanon pada Senin (7/5) berdasarkan hitung cepat. Hal ini meningkatkan gerakan yang didukung Iran secara ganas untuk menentang Israel dan menggaris bawahi pengaruh regional yang bertumbuh di Teheran.

Dilansir Republika Online dari Reuters (7/5),Pemimpin Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah, menyebutnya sebagai kemenangan politik dan moral untuk perlawanan, karena kelompok itu merujuk pada dirinya dan sekutu.

Dicap sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat, kelompok Hizbullah telah bertumbuh kuat sejak bergabung dalam perang di Suriah untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad pada tahun 2012.

Perdana Menteri yang didukung Barat Saad al-Hariri kehilangan lebih dari sepertiga suara di parlemen. Dia menyalahkan sistem pemungutan suara baru yang kompleks dan kesenjangan dalam kinerja partainya.

Namun dengan menguasai 21 kursi anggota parlemen, turun dari 33 kursi di masa parlemen terakhir, Hariri muncul sebagai pemimpin Muslim Sunni dengan perolehan terbesar di parlemen membuatnya menjadi pelopor untuk membentuk pemerintahan berikutnya.

Selama ini posisi Perdana Menteri Lebanon harus merupakan seorang Sunni di bawah sistem pembagian kekuasaan sektarian. Pemerintah baru, diharapkan untuk memasukkan semua partai utama.

Pembicaraan atas penempatan posisi kabinet diperkirakan membutuhkan waktu. “Hariri akan semakin dilemahkan dalam pemerintahan apapun, Kemampuannya untuk secara substansial menjinakkan atau menahan Hizbullah di Lebanon akan sangat terbatas,” kata Andrew Tabler dari Washington Institute. “Ini akan mengarah pada lebih banyak kritik terhadap bantuan militer AS kepada Angkatan Bersenjata Lebanon di Washington,” tambahnya.

Kekerasan Mewarnai Pemilu
Kekerasan terjadi kemarin di ibu kota Lebanon setelah pemilihan umum pertama negara tersebut sejak sembilan tahun lalu, lapor National News Agency (NNA), kantor berita resmi milik Lebanon.

Di distrik Saint-George, Beirut, sekelompok pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menutupi patung mantan Perdana Menteri Lebanon Rafiq Hariri dengan bendera partai politik, tulis NNA.

Kelompok ini kemudian menuju ke distrik Aicha Bakkar di sebelah barat ibu kota dan menembakkan senjata api. Tidak ada korban yang jatuh dalam insiden ini, menurut NNA.

Menyusul kejadian ini, Perdana Menteri Saad Hariri meminta Kepala Staf Umum Jenderal Joseph Avn dan Direktur-Jenderal Pasukan Keamanan Dalam Negeri Mayjen Imad Osman untuk mencegah tindak kekerasan ini menyebar lebih jauh dan melakukan tindakan pencegahan.

Pasukan angkatan bersenjata kemudian mendirikan pos pemeriksaan keamanan dan mulai berpatroli untuk menjaga keamanan. Ketua Parlemen dan pemimpin Gerakan Amal (Aman Movement) Nabih Berri mengutuk kerusuhan di jalan-jalan Beirut tersebut. “Kami mengutuk insiden-insiden mengerikan yang dilakukan pendukung Hezbullah dan pendukung Gerakan Amal di ibu kota,” katanya.

Hasil Pemilu
Menurut hasil poling sementara pada Minggu, koalisi antara Hezbolaah dan Gerakan Amal mendapatkan kursi terbanyak di parlemen — 34 — dari 128 kursi yang tersedia.

Sementara itu, Gerakan Kebebasan Patriot (Free Patriotic Movement) milik Presiden Michel Aoun diharapkan menduduki peringkat kedua dengan setidaknya 26 perolehan kursi. Hasil penghitungan awal juga menunjukkan perolehan kursi Lebanese Force (Phalange) milik Samir Geagea, yang dikatakan mengamankan setidaknya 15 kursi.

Dalam perkembangan yang tak terduga, banyak pemilih yang memutuskan tak memberi suara kepada partai politik mainstream, dengan tujuh kandidat — termasuk lima wanita — berhasil mendapatkan kursi.

Namun demikian, jajak pendapat parlemen hari Minggu menunjukkan jumlah pemilih yang sangat rendah, yakni hanya 49,2 persen. Polling juga melihat 917 kandidat dari berbagai pihak bersaing untuk mendapatkan kursi parlemen, separuhnya disediakan untuk umat Islam, sementara setengah lainnya disediakan untuk orang Kristen.

Pemungutan suara kali ini dilakukan di bawah sistem proporsional baru yang membagi negara tersebut menjadi 15 konstituen pemilihan yang terpisah. Hasil akhir diharapkan akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang, menurut media lokal.

Red : msa
Sumber : Rol/Anadolu

Artikel Terkait

Back to top button