Erdogan Sebut Muslim Eropa Hadapi Diskriminasi Sistematis
“Pembantaian yang kami saksikan di banyak bagian dunia dari Suriah hingga Yaman, Arakan hingga Selandia Baru, adalah contoh yang paling menyakitkan dari ini. Organisasi internasional yang telah menyaksikan genosida Srebrenica tetap menjadi saksi dalam menghadapi kekejaman ini belakangan ini. tahun, “kata Erdogan.
Dia menambahkan pihaknya melihat negara-negara yang mengajarkan dunia tentang hak asasi manusia dan demokrasi memimpin aksi-aksi terkait Islamofobia dan xenofobia.
“Terorisme rasis menyebar seperti wabah di banyak negara barat, bahkan kadang dilindungi oleh presidennya. Sayang sekali serangan yang menargetkan tempat ibadah, tempat kerja, masjid, dan LSM Muslim sudah mengkhawatirkan,” imbuh dia.
“Ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan ‘setop’ untuk keadaan ganas ini dan tindakan yang mengancam masa depan umat manusia dan budaya hidup berdampingan dengan berbagai agama dan budaya,” kata dia lagi.
Dia mencatat bahwa “pada saat tekanan ekonomi meningkat dan ketegangan sosial yang meningkat karena pandemi virus korona, tugas dan tugas penting jatuh ke tangan semua pihak dan semua kepala negara yang menjunjung demokrasi, kebebasan, perdamaian, dan keadilan.”
“Kita harus berani bersuara tentang kesalahan dan perilaku buruk yang kita temukan agar dapat mencegah terulangnya genosida di Srebrenica dan kita harus mencari solusi bersama,” ujar Erdogan.
Presiden Turki menggarisbawahi semua individu harus memenuhi tanggung jawabnya untuk masa depan generasi selanjutnya.
“Peringatan 25 tahun genosida Srebrenica dan dimulainya pembicaraan untuk Perjanjian Perdamaian Dayton, akan menjadi sarana kebangkitan bagi seluruh dunia, terutama negara-negara Eropa,” pungkas Erdogan.
Sumber: Anadolu Agency