Etika Kerja Islami
Implementasi yang kedua adalah tidak menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi (khianat/ghulul ), di antaranya seperti penggunaan kendaraan, komputer, mesin fotokopi, printer dan lainnya. Perbuatan ini merupakan suatu perbuatan yang terlarang karena benda-benda tersebut diperuntukan untuk kepentingan umum dan kepentingan perusahaan.
Tidak menerima suap juga merupakan salah satu implementasi amanah. Suap secara bahasa artinya pemberian sedangkan menurut istilah suap adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang supaya dia dimenangkan atau supaya bisa mengarahkan si penerima untuk melakukan apa yang diinginkan si pemberi, atau pemberian sesuatu dengan tujuan membatalkan suatu yang haq atau untuk membenarkan sesuatu yang batil.
Larangan suap disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 188, Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِّنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 188)
Seorang karyawan juga harus menjauhkan diri dari korupsi. Korupsi merupakan perbuatan keji, dalam Islam korupsi adalah perbuatan yang melanggar syariat yang pelakunya terancam dosa besar dan dimasukan dalam neraka.
Pekerja yang amanah (jujur dan dapat dipercaya) harus berhati-hati dan dapat menahan diri dari perbuatan yang diharamkan oleh agama seperti memakan harta dengan cara yang batil. Sepantasnya seorang Muslim dapat memperhatikan apa yang masuk dalam perutnya karena daging yang tumbuh dari harta haram tempatnya dineraka .
Giat bekerja adalah sebuah keharusan yang dimiliki seseorang agar bisa hidup dengan tenang, baik untuk beribadah maupun dalam bermasyarakat. Sebab dengan bekerja keras maka seseorang akan mendapatkan penghidupan yang baik.
“Sesungguhnya Allah SWT suka kepada hamba yang berkarya dan terampil dan siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza Wajalla.” (HR. Ahmad).
Allah SWT berfirman:
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (QS. Al-Qashshash : 26).