INTERNASIONAL

Fadli Zon Berharap Parlemen Tunisia Segera Aktif Kembali

Fadli berharap komunikasi ini dapat memperkuat kemitraan kedua negara dan memperkuat komitmen atas peran strategis hubungan antarparlemen dalam kerangka memajukan persahabatan dan kerja sama kedua negara.

Sebagai informasi, pasukan keamanan Tunisia memblokir pintu masuk gedung parlemen setelah presiden membekukan legislatif dan memecat perdana menteri karena tidak berhasil meredam unjuk rasa yang terjadi di seluruh negeri. Pengunjuk rasa turun ke jalan untuk memprotes masalah ekonomi dan krisis virus corona.

Demonstran menyambut keputusan Presiden Kai Saied dengan suka cita. Mereka membunyikan klakson mobil dan mengibarkan bendera Tunisia. Namun kritikus mengatakan langkah Saeid mengancam demokrasi Tunisia yang masih muda.

Pada Senin (26/7) lalu, polisi mencoba mencegah bentrokan di depan gedung parlemen antara pendukung partai sayap Islam, Ennahdha, yang berkuasa di Majelis Perwakilan Rakyat Tunisia dengan pengunjuk rasa. Pembubaran parlemen memang menjadi salah satu tuntutan pengunjuk rasa.

Ketua parlemen dan pemimpin partai Ennahdha, Rached Ghannouchi, mengatakan ia mencoba masuk ke gedung parlemen pada Ahad (25/7) malam. Akan tetapi pasukan militer dan polisi yang berjaga menghalanginya. Pada Senin (26/7) pagi Ghannouchi memarkirkan mobilnya di depan gedung parlemen. Belum diketahui langkah Ghannouchi selanjutnya.

Ia menyebut langkah presiden ‘adalah kudeta yang melanggar konstitusi dan revolusi’ (Arab Spring). Ghannouchi menekankan agar parlemen kembali bekerja. Sementara Saied mengatakan langkahnya sesuai dengan undang-undang. []

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button